Pemerintah Konsisten Bangun Wilayah Perbatasan

id Perbatasan

Pemerintah Konsisten Bangun Wilayah Perbatasan

Ketua Bappeda Nusa Tenggara Timur Wayan Darmawa

"Sudah banyak sekali sarana dan prasana yang dibangun di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste dalam beberapa tahun terakhir ini," kata Wayan Darmawa.
Kupang (Antara NTT) - Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Nusa Tenggara Timur Wayan Darmawa mengatakan pemerintah pusat sangat konsisten dalam membangun infrastruktur di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste.

"Sudah banyak sekali sarana dan prasana yang dibangun di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste dalam beberapa tahun terakhir ini," kata Wayan Darmawa kepada Antara di Kupang, Senin, terkait pembangunan sarana dan prasarana di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste.

Infrastruktur yang telah dan sedang dibangun saat ini adalah Rumah Sakit Pratama Belu, perpanjangan landasan pacu Bandara Atambua di Kabupaten Belu, pembangunan SMKN di Belu dan jalan perbatasan sepanjang 127 km.

Selain itu, pembangunan Bendungan Reknamo di Kabupaten Kupang, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, Pembangunan Pelabuhan Rakyat, Pembangunan Bandara Baru Kabir, di Kabupaten Alor dan penataan batas darat.

Infrastruktur lainnya yang sudah dibangun adalah perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), perumahan transmigrasi, pengembangan "mini-ranch", penyediaan kapal tangkap ikan, pengembangan pasar perbatasan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Serta pembangunan infrastruktur lain yang menghabiskan anggaran ratusan miliar adalah Pos Lintas Batas Negara Mota Ain dan PLBN Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara, tutur Wayan.

Hanya saja, dia sendiri tidak mengatahui berapa anggaran yang sudah dialokasikan oleh pemerintah pusat untuk pembangunan sarana dan prasarana di wilayah yang berbatasan darat dengan negara Timor Leste itu.

"Tetapi anggarannya, sudah pasti lebih dari empat triliun rupiah karena dua bendungan dan satu bandara saja sudah mendekati tiga triliun rupiah. Belum termasuk PLBN dan jalan sepanjang 127 km," ujarnya.

Dia menambahkan, alokasi anggaran untuk pembangunan di wilayah perbatasan masih akan terus bertambah karena masih ada infrastruktur yang masih belum dibangun.

"Di beberapa titik masih harus dibangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan rencana pembangunan bendungan Temef dan Kolhua yang diperkirakan menelan anggaran lebih sekitar Rp2 triliun," ucapnya.

Dia berharap, masyarakat di daerah ini dapat memberikan dukungan penuh agar pelaksanaan pembangunan dilapangan tidak menghadapi kendala.