Dinamika politik 2020 menurut para analis relatif tinggi

id Dinamika politik

Dinamika politik 2020 menurut para analis relatif tinggi

Analis poltik Dr Ahmad Atang, Msi. (ANTARA/Bernadus Tokan)

"Kondisi ini ditandai dengan beberapa trend yang terjadi yakni pertama adanya agenda perubahan undang-undang politik," kata Ahmad Atang..
Kupang (ANTARA) - Analis politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang MSi mengatakan dinamika politik nasional pada tahun 2020 akan mengalami eskalasi relatif tinggi.

"Kondisi ini ditandai dengan beberapa trend yang terjadi yakni pertama adanya agenda perubahan undang-undang politik," kata Ahmad Atang kepada Antara di Kupang, Sabtu (4/1) terkait prediksi kondisi politik nasional pada 2020.

Selain itu, wacana penggabungan Undang-undang pemilu, UU partai politik, UU MD3 dan UU pemerintahan daerah akan menjadi diskursus publik antara yang pro dan kontra.

Pada titik ini, menurut Ahmad Atang, akan terjadi tarik menarik kepentingan para elit di level pusat yang akan merembes ke daerah.

Kedua, akan terjadi evaluasi total terhadap kinerja Kabinet Indonesia Maju, yang pada gilirannya akan ada tuntutan dilakukan reshuffle kabinet.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera (kanan), bersama Politisi Partai NasDem Teuku Taufiqulhadi (kedua kanan), Pengamat Politik Tony Rosyid (kiri) dan Moderator Ichan Loulembah (kedua kiri) menjadi pembicara dalam diskusi Politik Perspektif Indonesia, di Jakarta, Sabtu (29/6/2019). (ANTARA FOTO/Reno Esnir/ama).
"Pada tahun 2019 merupakan tahun konsolidasi organisasi dan personel yang dilakukan oleh presiden melalui pengisian jabatan, maka 2020 merupakan tahun konsolidasi program," katanya.

Di sini kinerja menteri akan menjadi sorotan publik dan boleh jadi akan ada perombakan kabinet.

Ketiga, gerakan sosial akan meningkat sehubungan dengan agenda revisi undang-undang yang masih tertunda, dan akan dilanjutkan pembahasannya di tahun 2020.

Menurut dia, kekuatan civil society sedang menunggu kelanjutan pembahasan revisi UU yang masih tertunda.

Karena itu, negara mesti membuka ruang publik agar terbangun regulasi partisipasif, dimana publik harus dilibatkan mulai dari proses hingga keputusan politik parlemen.

"Jadi menurut saya, pada tahun 2020 ini, secara politik selalu diwarnai dengan kuatnya gerakan sosial terkait pembahasan undang-undang politik dan kinerja kabinet," katanya menjelaskan.
Ketua Umum Kosgoro 1957, Agung Laksono menyerahkan pernyataan sikap Trikarya terhadap dinamika politik nasional terkini ke Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin, (30/09/2019). (ANTARA FOTO/Boyke Ledy Watra)