Nelayan Labuan Bajo diminta waspada terhadap gelombang tinggi

id gelombang tinggi

Nelayan Labuan Bajo diminta waspada terhadap gelombang tinggi

Tim SAR di Pos SAR Kantor Basarnas Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat mengevakuasi korban akibat tenggelamnya KM Aditya di Perairan Pulau Bidadari, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Sabtu (4/1/2020). (ANTARA FOTO/HO- Basarnas Maumere).

"Kami berharap para nelayan dan pelaku usaha kapal wisata di Labuan Bajo untuk memerhatikan cuaca ekstrem guna memghindari terjadinya kecelakaan laut seperti saat ini," kata I Putu Sudayana.
Kupang (ANTARA) - Basarnas Maumere di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur mengingatkanp para nelayan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat agar memerhatikan cuaca saat melakukan kegiatan melaut karena masih terjadi gelombang tinggi dan angin kencang.

"Kami berharap para nelayan dan pelaku usaha kapal wisata di Labuan Bajo untuk memerhatikan cuaca ekstrem guna memghindari terjadinya kecelakaan laut seperti saat ini," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas B Maumere, I Putu Sudayana ketika dihubungi Antara dari Kupang, Selasa (7/1).

Ia mengatakan hal itu menyusul terjadinya dua kecelakaan laut di Perairan Labuan Bajo selama daerah itu dilanda cuaca ekstrem selama pekan pertama Januari 2020.

Dua kecelakaan yang terjadi di Perairan Labuan Bajo masing-masing kapal wisata yang ditumpangi lima wisatawan asal Solo, Jawa Tengah dan empat ABK yang tenggelam di Perairan Pulau Bidadari, Sabtu (4/1/2020).
Sebuah kapal nelayan tengah berlayar di tengah badai, Senin (6/1/2020). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/wsj). 
Dalam peristiwa ini lima penumpang serta empat ABK Kapal Aditya berhasil diselamatan tim SAR di Labuan Bajo.

Sementara peristiwa kecelakaan laut juga menimpa Kapal Jabar Nur yang mengangkut 18 ton garam, yang karam di Perairan Pulau Seraya Besar, Kabupaten Manggarai Barat, Sabtu (4/1/2020) setelah menabrak karang dan dihempaskan gelombang di daerah itu.

I Putu Sudayana mengatakan, dalam kondisi cuaca ekstrem berupa angin kencang dan gelombang tinggi sebaiknya tidak melakukan kegiatan pelayaran.

"Keselamatan yang diutamakan oleh para nelayan. Apabila kondisi cuaca tidak mendukung maka sebaiknya tidak melaut untuk sementara waktu," katanya.

Ia juga berharap para nelayan dan pelaku usaha wisata di kabupaten ujung barat Pulau Flores ini untuk mengikuti imbauan BMKG sehingga semua kegiatan yang dilakukan selalu mengacu pada kondisi cuaca yang sedang berlangsung. 
Petugas kesyahbandaran sedang mengimbau para pemilik kapal tradisional dan nelayan untuk tidak melaut hingga 9 Januari 2020 akibat cuaca buruk, Selasa (7/1/2020). (ANTARA FOTO/Arnas Padda/YU/ama.