BI klaim inflasi NTT Desember 2019 terendah lima tahun terakhir

id BI Perwakilan NTT,Inflasi di NTT,Inflasi NTT Desember 2019

BI klaim inflasi NTT Desember 2019 terendah lima tahun terakhir

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur, I Nyoman Ariawan Atmaja (tengah), saat memberikan penjelasan dalam pertemuan dengan media massa Kota Kupang, Kamis (9/1/2020). (Antara foto/Aloysius Lewokeda)

Inflasi selama Desember 2019 terkendali dengan baik, kami mencatat inflasi 0,8 persen ini yang terendah selama lima tahun terakhir.

Kupang (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur, I Nyoman Ariawan Atmaja mengatakan indeks harga konsumen di provinsi setempat yang mengalami inflasi pada Desember 2019 sebesar 0,8 persen merupakan yang terendah selama lima tahun terakhir.

“Inflasi selama Desember 2019 terkendali dengan baik, kami mencatat inflasi 0,8 persen ini yang terendah selama lima tahun terakhir,” katanya di Kupang, Jumat (10/1).

Dia mengatakan, perkembangan ini ditopang oleh sinergi dan koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), termasuk Satgas Pangan dan seluruh setakholder lain.

Dia menjelaskan, inflasi pada Desember terkendali terutama di kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dibandingkan sebelumnya terjadi deflasi.

“Ini juga dipengaruhi kebijakan pemerintah terkait harga tiket pesawat sehingga dampak inflasi bisa terkendali dengan baik,” katanya.

Baca juga: BI segera buka kantor kas titipan di Labuan Bajo
Baca juga: BI sebut inflasi NTT pada 2019 terkendali

Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi, BI NTT, Rut Eka Trisilowati menambahkan koordinasi antara pemerintah daerah dan TPID berjalan dengan baik ditunjukkan dengan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi bahan pokok.

Dia menjelaskan, pada Desember 2019, kondisi cuaca ekstrem juga tidak terjadi seperti tahun sebelumnya. “Desember kemarin masih bisa diimbangi dan gelombang tidak terlalu tinggi sehingga aktivitas bongkar-muat dipelabuhan tidak ada masalah,” katanya.

Dia mengatakan, pihaknya telah memvalidasi rendahnya angka inflasi tersebut melalui dua survei di antaranya survei konsumen dan survei pemantauan harga serta didukung data dari perbankan.

Dia menjelaskan, survei konsumen menunjukkan bahwa level optimisme dari konsumen antara menabung atau investasi itu lebih rendah dibandingkan 2018. Hal ini menunjukkan konsumen lebih bijaksana dalam mengendalikan pengeluarannya.

Untuk survei pemantauan harga menunjukkan bahwa omset di tingkat pedagang eceran juga meningkat.

“Jadi inflasi yang rendah ini bukan dipengaruhi daya beli yang rendah tetapi sektor rumah tangga bisa mengatur pendapatannya untuk spending dan menabung,” katanya.