KSOP Labuan Bajo larang kapal wisata berlayar di tengah cuaca buruk

id Labuan Bajo

KSOP Labuan Bajo larang kapal wisata berlayar di tengah cuaca buruk

Sejumlah kapal pinishi yang sering melayani wisatawan berlabuh di pantai Labuan Bajo, Manggarai Barat, Pulau Flores, NTT. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Labuan Bajo di Manggarai Barat, melarang semua kapal wisata maupun operator kapal lainnya untuk tidak melayani wisatawan di tengah cuaca buruk yang melanda wilayah perairan setempat.
Kupang (ANTARA) - Pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Labuan Bajo di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, melarang semua kapal wisata maupun operator kapal lainnya untuk tidak melayani wisatawan di tengah cuaca buruk yang melanda wilayah perairan setempat.

Hal ini disampaikan Simon berkaitan dengan pengawasan terhadap kapal-kapal wisata, khususnya di daerah wisata Labuan Bajo dan Komodo selama cuaca buruk melanda wilayah perairan di ujung barat Pulau Flores itu.

Larangan berlayar ini masih diberlakukan menyusul adanya kapal wisata yang tenggelam di wilayah perairan sekitar Pulau Bidadari, Labuan Bajo akibat cuaca buruk.

BMKG sudah mengeluarkan peringatan bahwa cuaca ekstrem disertai dengan gelombang tinggi mencapai empat meter, berpotensi menerjang daerah itu, sehingga diharapkan kewaspadaan seluruh operator kapal.
Para penumpang KM Aditya yang tengelam di perairan Pulau Bidadari. Labuan Bajo. Nusa Tenggara Timur berhasil diselamatkan tim SAR, Sabtu (4/1/2020). (ANTARA FOTO/HO-Basarnas Maumere).
"Kami sudah mengeluarkan surat pemberitahuan serta larangan izin berlayar di kawasan Pulau Komodo dan sekitarnya. Ini juga demi kepentingan bersama," tambah Simon.

Ia memastikan pihaknya akan kembali membuka pelayaran jika cuaca sudah membaik dan peringatan cuaca ekstrem sudah ditarik kembali oleh BMKG .

Simon juga meminta agar pemilik kapal wisata jangan "nakal" dengan tidak mengindahkan surat peringatan tersebut, karena jika terjadi kecelakaan laut, citra pariwisata akan tercoreng, baik di mata nasional, maupun dunia internasional.

Sebelumnya, BMKG melaporkan gelombang setinggi empat hingga lima meter saat ini sedang melanda wilayah perairan Nusa Tenggara Timur.

Kondisi ini dipicu oleh adanya tekanan rendah (1002 hPa), yang terpantau di sekitar wilayah utara Australia. Tekanan rendah ini memicu terjadinya kecepatan angin yang tinggi mencapai 93 kilometer per jam.

Kecepatan angin itu yang mengakibatkan terjadinya gelombang tinggi empat hingga lima meter di sekitar wilayah Samudera Hindia selatan Sumba-Sabu.

Selain itu, gelombang tinggi juga berpotensi terjadi di wilayah selatan Sumba dan Samudera Hindia selatan Kupang-Rote. Kemudian juga Selat Sape bagian utara, Selat Sumba bagian barat, dan Laut Sawu bagian selatan.
Tim SAR di Pos SAR Kantor Pencarian dan Pertolongan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat mengevakuasi terhadap korban kecelakaan KM Aditya yang tengelam di Perairan Bidadari, Sabtu (4/1/2020). (ANTARA FOTO/HO- Basarnas Maumere)