Martinus, korban gigitan ular langka di Lembata mulai makan

id ULAR

Martinus, korban gigitan ular langka di Lembata mulai makan

Dokter Maria Natalia Indawati Lelaona (kiri), salah seorang dokter yang merawat korban gigitan ular berbisa Martinus (12) di RSUD Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT, Jumat (24/01/2020). (ANTARA FOTO/HO-Istimewa)

"Kondisi pasien Marianus semakin membaik. Fungsi ginjal sudah normal, trombosit sudah naik, elektrolit yang kami koreksi sudah baik," kata dr Maria Natalia Indawati Lelaona..
Kupang (ANTARA) - Martinus Sersan (12), korban gigitan ular sangat berbisa di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (24/1) sudah mulai bisa duduk dan makan, walaupun masih dipandu tim gizi.

"Kondisi pasien Marianus semakin membaik. Fungsi ginjal sudah normal, trombosit sudah naik, elektrolit yang kami koreksi sudah baik," kata dr Maria Natalia Indawati Lelaona, salah seorang dokter yang merawat korban. 

Dokter Lelaona mengatakan pasien gigitan ular berbisa sudah makan di bawah panduan dari tim gizi dari rumah sakit setempat.

Dokter Lelaona mengemukakan hal itu, ketika menghubungi Antara Kupang dari Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata, untuk menyampaikan perkembangan pasien gigitan ular langka setelah diberikan antivenom oleh dokter Tri Maharani.

"Saat itu, kondisi pasien memang sangat buruk. Pasien terus mengalami pendarahan, kesadaran pasien juga terus menurun dan mengalami gagal ginjal, tetapi sekarang sudah jauh lebih baik, dan sudah bisa mulai makan" katanya.
Dokter Tri Maharani (kiri) ketika sedang merawat pasien gigitan ular sangat berbisa Martinus (12) di di RSUD Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT. (ANTARA Foto/HO-istimewa)
Pasien tidak bisa makan sejak menjalani perawatan di rumah sakit pada 14 Januari 2020 lalu.

Martinus Sersan, siswa kelas 6 sekolah dasar (SD) Inpres Muruona, asal Desa Muruona, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata itu digigit ular Daboia ruselli simanensis (ular keramek) yang memang langka saat sedang menggembala ternak di padang.

Daboia ruseli siamensis adalah ular golongan viperia ruselli. Jenis ular ini hanya hidup di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di beberapa daerah di Pulau Flores.

Berdasarkan catatan medis, creatinin pasien saat ini 1.4 dari sebelumnya 7,4 dan uerum 71 dari sebelumnya 408 serta leukosit 14 dari sebelumnya 16.000-an.

Artinya, kondisi pasien Marianus terus membaik karena fungsi ginjal sudah kembali normal, begitupun trombosit sudah naik dan elektrolit juga sudah baik, katanya dokter Natalia menjelaskan. *
Martinus (12), pasien korban gigitan ular berbisa terbaring lemas di RS Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT. (ANTARA FOTO/Istimewa)