Distan Flores Timur data daerah potensial rawan pangan

id petani flores timur

Distan Flores Timur data daerah potensial rawan pangan

Seorang petani di Pulau Adonara, Flores Timur sedang menanam jagung dikebun setelah hujan membasahi kawasan tersebut. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)

Dinas Pertanian Flores Timur sedang melakukan pendataan terhadap daerah-daerah yang berpotensi terjadi rawan pangan, baik karena gagal panen maupun gagal tanam di ujung timur Pulau Flores itu.
Kupang (ANTARA) - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang melakukan pendataan terhadap daerah-daerah yang berpotensi terjadi rawan pangan, baik karena gagal panen maupun gagal tanam di ujung timur Pulau Flores itu.

"Saya sudah keliling ke desa-desa dan menemui petani. Rata-rata mengeluh bahwa tahun ini akan terjadi kelaparan karena tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik karena tidak ada hujan, sehingga saya sudah minta Dinas Pertanian untuk melakukan inventarisir di lapangan," kata Wakil Bupati Flores Timur,Agus Payong Boli dari Larantuka, Sabtu (1/2).

Dia mengemukakan hal itu, menjawab pertanyaan seputar respon pemerintah terhadap keresahan para petani di desa-desa karena tanaman mereka tidak bisa tumbuh dengan baik.

Selain karena minimnya curah hujan pada musim hujan tahun 2019/2020 ini, bibit yang baru ditanam juga langsung dimakan hama.

Menurut dia, saat ini para petugas dari Dinas Pertanian tidak saja melakukan pendataan di lapangan, tetapi juga membantu petani memberantas hama.

Dia mengatakan, setelah melakukan pendataan di lapangan, pemerintah akan menyiapkan langkah penanganan, termasuk menyiapkan bibit jika ada petani yang ingin menanam kembali.

"Kalau masih ada hujan dan petani siap untuk menanam lagi, tetapi tidak ada bibit, maka pemerintah akan membantu bibit," ujarnya.

Agus Boli menambahkan, pemerintah tidak akan membiarkan rakyat kelaparan karena ketiadaan makanan.
Wakil Bupati Flores Timur, Agus Payong Boli (kanan) bersama petani sedang membasmi hama ulat yang sedang menyerang tanaman para petani di ujung timur Pulau Flores itu. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)