Lamaholot harus kompak dukung pemerintahan Viktor Laiskodat

id lamaholot

Lamaholot harus kompak dukung pemerintahan Viktor Laiskodat

Sesepuh Lamaholot di Kupang, Frans Lebu Raya (kiri) didampingi Korolus Kopong Medan pada acara silahturami Lamaholot di Kupang. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan).

"Lamaholot harus tetap kompak dan semangat mendukung gubernur dan wakil gubernur untuk membangun NTT. Itulah nilai dan pesan leluhur kita untuk gelekatĀ  (memberikan sumbangsi pada pembangunan NTT)," jelas Frans Lebu Raya..
Kupang (ANTARA) - Sesepuh Lamaholot, Frans Lebu Raya mengatakan masyarakat Lamaholot harus mendukung pemerintahan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dan wakilnya Joseph Nae Soi dalam membangun Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju ke arah yang lebik baik.

"Lamaholot harus tetap kompak dan semangat mendukung gubernur dan wakil gubernur untuk membangun NTT. Itulah nilai dan pesan leluhur kita untuk gelekat  (memberikan sumbangsi pada pembangunan NTT)," jelas Lebu Raya di Kupang, Sabtu (1/2).

Dia mengemukakan hal itu, pada acara silahturami akbar masyarakat etnis Lamaholot, sebutan untuk wilayah Flores Timur, Lembata dan Alor.

Acara silahtutami ini dihadiri ratusan warga dari wilayah Lamaholot yang meliputi Kabupaten Flores Timur, Solor, Lembata dan Kabupaten Alor.

Gubernur NTT periode 2008 hingga 2018 itu juga mengingatkan seluruh warga Lamaholot untuk tetap berpegang teguh pada budaya yang diwariskan oleh para leluhur.

Sementara itu, Ketua Ikatan Keluarga Lamaholot Kupang, Dr Jhon Kotan Stefanus mengatakan, komunitas etnis Lamaholot berkomitmen untuk terus menjaga hubungan persaudaraan.
Ketua Ikatan Keluarga Lamaholot Kupang, Jhon Kotan Stefanus (kiri) bersama Agus Beda Ama pada acara silahturami Lamaholot di Kupang. (ANTARA/Bernadus Tokan)

"Menjaga hubungan persaudaraan terus menjadi komitmen kami sebagai salah satu nilai penting dalam budaya Lamaholot, mengingat warga Lamahotot di Kota Kupang saat ini sudah hampir 40.000 orang," jelasnya.

Dia mengatakan, silahturahmi akbar ini merupakan bagian dari upaya bersama, untuk menjaga hubungan persaudaraan dalam nilai-nilai kelamaholotan yang diwariskan para leluhur.

Apalagi di tengah perkembangan zaman yang kian pesat saat ini yang di sisi lain menjadi ancaman karena dapat menggerus nilai-nilai luhur budaya di kalangan generasi muda, tambahnya.