18 SD di Kabupaten Kupang jadi sekolah aman

id Bengkel APPeK

18 SD di Kabupaten Kupang jadi sekolah aman

Direktur YAPPIKA-ActionAid, Fransiska Fitri (ketiga kanan), saat mendampingi pendiri Lembaga Amal dari Tawan, Tzu Xing Founadation Cheng-Ta Hsieh selaku donatur, menyaksikan anak-anak menikmati ruangan kelas yang baru diperbaiki di SDN Dendeng, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaen Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (26/2). (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

"Upaya pendampingan sekolah aman ini sudah kami lakukan sejak pertengahan 2016 lalu karena kami melihat masih banyak SD di Kabupaten Kupang yang kondisinya memprihatinkan," kata Fransiska Firtri..
Kupang (ANTARA) - Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia (YAPPIKA)-ActionAid bersama Bengkel APPeK (Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung) mendampingi 18 sekolah dasar (SD) di Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, untuk menjadi sekolah yang aman.

"Upaya pendampingan sekolah aman ini sudah kami lakukan sejak pertengahan 2016 lalu karena kami melihat masih banyak SD di Kabupaten Kupang yang kondisinya memprihatinkan," kata Direktur YAPPIKA-ActionAid Fransiska Firtri dalam percakapannya dengan Antara di Kupang, Rabu (26/2).

Dia menjelaskan, berdasarkan data yang dimilikinya, jumlah ruang kelas SD maupun SMP di Kabupaten Kupang yang berbatasan dengan wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Oecusse, mencapai 1.900 ruangan dari sekitar 2.400-an ruangan kelas yang ada.

Fransiska mengatakan, melalui program pendampingan ini, pihaknya mengupayakan perbaikan kondisi ruangan kelas yang rusak baik dengan dana dari pemerintah maupun di luar pemerintah.
Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe bersama pihak Tzu Xing (TX) Foundation, YAPPIKA-ActionAid, Bengkel APPeK, serta para pelajar saat berada dalam ruangan kelas di SDN Dendeng, Kecamatan Kupang Tengah, dalam acara peresmian bantuan perbaikan ruangan sekolah dari TX Foundation, Selasa (25/2) (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)
Dia menyebutkan, hingga saat ini sudah enam SD di Kabupaten Kupang dengan kondisi ruangan kelas yang rusak telah diperbaiki dengan mendatangkan bantuan dana dari unsur non pemerintah di antaranya SDN Bileu, SDN Oelatimo, SDN Raknamo, SDN Bimous, SDN Dendeng, dan SDN Onitua.

"Ada satu lagi sekolah yang ke tujuh di Sufmuti yang baru akan kami tandatangani kerja sama untuk perbaikan pada hari ini sehingga totalnya ada tujuh yang diperbaiki dengan sumber dana di luar pemerintah," katanya.

Menurut dia, program sekolah aman ini tidak hanya melakukan perbaikan ruangan kelas yang rusak namun dalam jangka panjang juga mendorong pemerintah daerah mengalokasikan anggaran yang memadai untuk pembenahan berbagai infrastruktur pendidikan.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya juga telah melakukan kajian dan menyiapkan peta jalan (road map) penyelesaian infrastruktur pendidikan di Kabupaten Kupang.

"Kami sudah tawarkan peta jalan ini ke Pemkab Kupang pada 2019 lalu hanya saja belum sampai pada hasilnya berupa kebijakan," katanya.

Dia menambahkan, peta jalan ini sebelumnya sudah diterapkan bersama Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan berhasil menurunkan angka kerusakan ruangan kelas dari 17 persen menjadi 11 persen dalam kurun waktu sekitar dua tahun.

"Artinya perlu ada skala prioritas dalam penanganan masalah ruangan kelas yang rusak mengingat kondisi anggaran seperti di Kabupaten Kupang yang terbatas dan selalu dikeluhkan pemerintah daerah," katanya.
Tzu Xing (TX) Foundation, sebuah lembaga amal dari Taiwan bersama YAPPIKA-ActionAid, dan Bengkel APPeK, foto bersama para siswa/siswi SDN Dendeng di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (25/02/2020). (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)