105.000 Siswa SMP Ikut UN

id un SMP

 105.000 Siswa SMP Ikut UN

Para siswa SMP sedang mengikuti ujian nasional (Foto ANTARA)

"Hari ini para siswa SMP/MI membuktikan hasil belajarnya selama tiga tahun dan membuktikan kualitas ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pembelajaran di jenjang itu," kata Aloysius Min.
Kupang (Antara NTT) - Sebanyak 105.000 siswa SMP/MI di Provinsi Nusa Tenggara Timur hari ini mengikuti ujian nasional, untuk mengukur hasil belajar selama tiga tahun dan menentukan kualitas lulusan ke jenjang lanjutan.

Jumlah tersebut tersebar di 1.623 SMP/MI yang berada di 22 kabupaten dan kota provinsi berbasis kepulauan tersebut, kata  Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur Alo Min di Kupang, Selasa, (2/5).

"Hari ini para siswa SMP/MI membuktikan hasil belajarnya selama tiga tahun dan membuktikan kualitas ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pembelajaran di jenjang itu," katanya.

Dia meyakini pelaksanaan ujian akhir tersebut berjalan mulus baik dari aspek kesiapan siswa, maupun kesiapan pelaksana dan penyelenggara. Termasuk naskah ujian nasional yang hingga H-1 kemarin (Senin 1 Mei) sudah terlapor aman.

Meskipun ujian nasional tidak menjadi satu-satunya faktor penetu kelulusan, namun para siswa terus didorong untuk meningkatkan kualitas belajar agar bisa menghasilkan mutu lulusan yang bisa dipertaruhkan ke sekilah lanjutan favorit dan berstandar nasional.

"Ini penting, sama halnya juga bagi kelulusan di tingkat SMA/SMK yang hasil lulusannya akan diumumkan pada hari ini di 2 Mei ini," kata Alo Min.

Dari jumlah keseluruihan sekolah penyelenggara tersebut, kata Alo Min hanya ada 24 sekolah yang melaksanakan ujian nasional berbasis komputer. Selebihnya masih menggunakan ujian berbasis pensil dan kertas.

Secara kelembagaan pemerintah terus mendorong kepsertaan sekolah menyiapkan sejumlah sumber daya dan infrastruktur untuk ikut dalam ujian berbasis komputer, walaupun hal itu menjadi kewenangan pihak sekolah, dengan mempertimbangkan segala potensi dan kondisi yang dimiliki masing-masing sekolah yang ada.

"Jika memang masih belum mampu dari aspek peralatan pendukung maka pemerintah tidak memaksakan untuk haru berbasis komputer," katanya.

Sejauh ini pemerintah khususnya di dinas kabupaten dan kota hanya bisa mendorong terselenggaranya ujian berbasis komputer di sekolah-sekolah. Pemerintah kabupaten dan kota diberi keluasan memberikan bantuan sesuai kemampuan yang dimiliki sekolah. "Jadi benar-benar sangat mandiri tergantung kepada kemapuan sekolah," kata Alo Min.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kuapang Filmon Lulupoy terpisah mengaku telah siap melaksanakan ujian nasional tingkat SMP/MI.

Filmon mengatakan, untuk 2017 ini, peserta ujian nasional SMP/MI Kota Kupang yang seturut jadwal akan diselenggarakan pada 2 Mei hingga 4 Mei dan dilanjut pada 8 Mei itu berjumlah 6.828 siswa yang tersebar di 58 SMP/MI yang ada di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur ini.

Dari jumlah sekolah penyelenggara tersebut, hanya dua sekolah yang melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK), masing-masing satu sekolah negeri yaitu SMP Negeri 2 Kota Kupang dan satu sekolah swasta yaitu SMP NCIPS. "Selebihnya masih menerapkan ujian nasional berbasis pensil kertas (UNBPK)," katanya.

Dia mengakui masih sangat minim kepesertaan sekolah mengikuti UNBK karena sejumlah keterbatasan, baik berupa peralatan pendukung seperti komputer, daya listrik dan internet.

Sejauh ini pihak pemerintah tidak pernah memaksakan sekolah untuk bisa ikut dalam UNBK. Semuanya diberikan kebebasan untuk menentukan apakah bisa ikut UNBK atau hanya masih dengan pola kertas pensil.

Terkait persiapan, Filmon mengatakan sudah sangat siap dan diyakini para siswa akan sukses mengikuti ujian tersebut dengan hasil yang memuaskan, karena siswa telah dipersiapkan sangat matang baik dari aspek psikologis maupun aspek ilmunya untuk menghadapi ujian akhir nanti.

"Apalagi para siswa sudah melewati pelaksanaan ujian sekolah berbasis nasional (UASBN) yang diselenggarakan secara nasional pada 17 April hingga 19 April lalu itu," katanya.