Jenazah korban "perang tanding" belum dievakuasi

id adonara

Jenazah korban "perang tanding" belum dievakuasi

Korban Konflik di Pulau Adonara antara suku Kewaelaga dan Lamatokan. (ANTARA/HO-Nadus Lamanepa)

Enam jenazah korban perang tanding di Pulau Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan belum dievakuasi dari lokasi kejadian.
Kupang (ANTARA) - Sebanyak enam jenazah korban "perang tanding" di Pulau Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan belum dievakuasi dari lokasi kejadian di area perkebunan Wulen Wata, Pantai Bani, Desa Sandosi, Kecamatan Witihama.

Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli yang dikonfirmasi ANTARA dari Kupang, Kamis (5/3) malam melalui telepon genggam mengakui jenazah belum dievakuasi karena alasan keamanan.

"Sampai saat ini jenazah belum dievakuasi, selain karena alasan keamanan juga karena lokasi kejadian jauh dari pemukiman," katanya.

Korban yang tewas masing-masing di antaranya berinisial MKK (80), YMS (70), YOT (56), dan SR (68) dari suku Kewaelaga.

Baca juga: Enam warga Adonara tewas dalam bentrokan antar dua suku

Sedang, korban yang tewas dari suku Lamatokan adalah YH (70) dan WK (80).

Keterangan yang diperoleh menyebutkan konflik berdarah sampai meminta korban jiwa tersebut, hanya karena sengketa lahan di daerah Wulen Wata.

Dia mengatakan, sejumlah personil TNI sudah berada di lokasi kejadian, dan saat ini masih menunggu personil kepolisian tiba di Desa Sandosi sebelum jenazah dibawa masuk kampung.

"Personil kepolisian sudah dalam perjalanan ke Desa Sandosi. Mereka akan berada di desa untuk menjaga keamanan, sebelum jenazah dievakuasi dari lokasi kejadian," katanya.

"Langkah ini dilakukan untuk menjaga situasi keamanan, karena suku-suku ini berada dalam satu desa," demikian Agustinus Payong Boli.

Baca juga: Konflik antarwarga memperebutkan lahan pecah di Pulau Adonara