BPMKH-VRI sebut jaringan calo mafia veteran palsu di NTT masih terus bergerak

id BPMKH-VRI,Mafia veteran,veteran palsu,Veteran pejuang integrasi Timor-Timur,Kementerian Pertahanan

BPMKH-VRI sebut jaringan calo mafia veteran palsu di NTT masih terus bergerak

Ketua Organisasi Masa Barisan Pembela Martabat Kehortamatan dan Hak Veteran Republik Indonsia (BPMKH-VRI) Setefanus Nahak (tengah) bersama para pengurus saat memberikan keterangan dalam konferensi pers di Kupang, Jumat (20-3-2020). ANTARA/Aloysius Lewokeda

Jaringan calo veteran palsu masih terus bergerak, bahkan kami sudah mengantongi semua bukti praktik perekrutan veteran palsu ini

Kupang (ANTARA) - Ketua Organisasi Masa Barisan Pembela Martabat Kehormatan dan Hak Veteran Republik Indonesia (BPMKH-VRI), Stefanus Nahak, mengatakan jaringan calo mafia veteran palsu masih tersebut bergerak melakukan perekrutan di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur.

“Jaringan calo veteran palsu masih terus bergerak, bahkan kami sudah mengantongi semua bukti praktik perekrutan veteran palsu ini,” kata Stefanus Nahak kepada wartawan di Kupang, Jumat (20/3).

Baca juga: Oknum TNI diduga terlibat dalam jaringan mafia veteran palsu

Ia menyebutkan oknum-oknum calo menggunakan isu veteran, lalu melakukan perekrutan terhadap warga di sejumlah wilayah Pulau Timor, seperti Kabupaten Belu, Malaka, dan Timor Tengah Utara yang bukan merupakan veteran pejuang integrasi Timor-Timur saat itu.

Masyarakat, lanjut dia, dipungut sejumlah uang, kemudian dijanjikan untuk masuk menjadi anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) agar dibiayai negara.

Ia menyebutkan dari data yang dimiliki pihaknya, terdapat sejak 2015 terdapat lebih dari 6.000 orang yang direkrut jadi veteran tidak sesuai dengan prosedur.

Baca juga: Ribuan veteran seroja di NTT diduga palsu

“Warga direkrut melalui Stefanus Atok Bau yang merupakan Ketua Dewan Pimpinan LVRI Daerah Kabupaten Belu, padahal tidak ada prosedur seperti itu,” kata Setefanus Nahak.

Stefanus bersama teman-temannya yang merupakan para pejuang asli integrasi Timor-Timur sangat kesal terhadap kondisi ini karena menurunkan kehormatan Legiun Veteran RI maupun bangsa serta martabat bangsa dan negara.

“Orang yang bukan pejuang dengan mudah direkrut jadi veteran,” katanya.

Ia mengatakan bahwa uang negara juga akhirnya diberikan pada orang-orang yang tidak berhak dengan nilai sekitar Rp2,6 juta lebih per bulan per orang.

Atas kondisi ini, pihaknya berharap kondisi ini mendapat perhatian serius dari Kepolisian Daerah NTT hingga pemerintah pusat melalui Kementerian Pertahanan untuk diusut secara tuntas.

“Teman-teman kami di BPMKH-VRI dengan memiliki berbagai bukti yang ada ini juga terus berjuang hingga keadilan dan kebenaran tentang veteran ini betul-betul ditegakkan,” katanya.

Baca juga: Mantan pejuang minta Menhan usut veteran palsu