NTT lebih awal dilanda musim kemarau

id apolinaris geru

NTT lebih awal dilanda musim kemarau

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru (kiri) sedang membawa materi pada acara sekolah lapang iklim (SLI). (ANTARA/Bernadus Tokan)

BMGK Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang memperkirakan musim kemarau akan datang lebih awal di Nusa Tenggara Timur, sehingga perlu diwaspadai oleh pemerintah dan masyarakat daerah ini.
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang memperkirakan musim kemarau akan datang lebih awal di Nusa Tenggara Timur, sehingga perlu diwaspadai oleh pemerintah dan masyarakat daerah ini.

"Dalam menghadapi musim kemarau 2020, kami mengimbau seluruh mitra, pemerintah daerah se-NTT dan stakeholder serta masyarakat, untuk tetap mewaspadai wilayah-wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru, di Kupang, Jumat (3/4).

Ia mengemukakan hal itu, pada acara  video conference penyampaian rilis pers prakiraan musim kemarau 2020 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca juga: Akibat kemarau, ribuan haktare sawah di Manggarai Barat gagal panen
Baca juga: Agustus-September merupakan puncak kemarau di NTT


Menurut dia, ada sejumlah wilayah di provinsi berbasis kepulauan itu, yang mengalami awal musim kemarau lebih awal dari biasanya.

Wilayah-wilayah itu adalah di sebagian wilayah Adonara, Solor, Lembata, Sikka, Flores Timur bagian Utara dan Barat Laut, seta Sumba Timur dan Sumba Tengah bagian utara.

Dalam hubungan dengan itu, perlunya peningkatan kewaspadaan dan antisipasi dini untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih kering dari normalnya yaitu di sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur, katanya.

Puncak kemarau

BMKG juga memprakirakan, puncak musim kemarau di NTT akan terjadi pada Agustus 2020.

"Puncak musim kemarau 2020 diprediksi terjadi pada bulan Agustus 2020. Pemerintah daerah se–NTT, institusi terkait, dan seluruh masyarakat diharapkan untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau," katanya.

Terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan ketersediaan air bersih, katanya.

Dia menambahkan, pemerintah daerah dapat lebih optimal
melakukan penyimpanan air pada musim hujan ini, untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan. 

Baca juga: Sebagian zom di NTT masuk awal musim kemarau
Baca juga: Ternyata NTT sudah diambang musim kemarau