Harga Cabai Anjlok, Harga Ikan Melonjak

id harga

Harga Cabai Anjlok, Harga Ikan Melonjak

Sekelompok nelayan sedang menarik perahunya ke darat setelah melaut. Belakangn ini, para nelayan di Kupang jarang melaut akibat angin kencang yang memicu terjadinya gelombang tinggi. (Foto ANTARA)

Harga cabe merah di Kupang mengalami penurunan akibat panen raya, sementara harga ikan justru mengalami lonjakan yang fantastis akibat angin kencang yang memicu terjadinya gelombang tinggi.
Kupang (Antara NTT) - Harga cabai merah di pasar-pasar tradsional dalam Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur anjlok dari sebelumnya Rp80.000 per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilogram. 

Sementara harga ikan di pasaran Kupang saat ini, dilaporkan mengalami lonjakan cukup fantastis akibat pengaruh gelombang besar yang membuat para nelayan setempat enggan melaut.

"Anjlok harga cabai merah karena pasokan salah satu komoditas bumbu dapur ini melimpah dalam sebulan terakhir akibat panen raya," kata Natanael Benu (37), pedagang cabai merah di Pasar Kasih Naikoten I, Kupang, Rabu.

Ia mengatakan naik dan turun harga sebuah komoditas lebih bersifat sementara, karena pasokan lancar saat ini dan bahkan harganya pun masih berpeluang untuk turun lagi hingga Rp40.000 per kilogram

"Bahkan harga cabai masih akan turun sampai Rp40 ribu per kg. Namun harga sewaktu-waktu naik jika pasokan ke pasar terganggu. Naik-turun harga itu dipengaruhi transportasi dan hasil panen," katanya lagi.

"Penurunan harga cabai merah tersebut terjadi dalam sebulan terakhir, dan pada pekan ini harganya merosot sampai Rp40 ribu per kg," kata Santi (30), salah seorang pedagang cabai merah di Pasar Oeba, Kota Kupang.

Menurutnya, harga dimaksud merupakan harga jual pedagang kepada konsumen di pasar. Sedangkan harga beli dari pedagang pengumpul atau petani lebih rendah lagi.

"Rendahnya harga cabai tersebut diakibatkan banyak pasokan dari daerah penghasil cabai merah. Bahkan, pada beberapa daerah serentak panen cabai hingga pasar tak mampu menampung produksi cabai merah petani tersebut," katanya pula.

"Panen cabai merah kali ini serentak terjadi di beberapa daerah, makanya harga cabai merah sangat merosot. Karena cabai merah tidak mungkin dibawa ke daerah lain, karena di sana juga sedang panenan sehingga banyak yang tertimbun di pasar-pasar daerah sini dengan harga murah," kata dia.

Secara terpisah Kepala Dinas Perdagangan Nusa Tenggara Timur Simon Tokan mengatakan harga bahan pangan di pasar-pasar tradisional dan modern dalam Kota Kupang dan sekitarnya hingga pekan keempat Mei 2017 terpantau sebagian besar masih relatif stabil.

Rata-rata harga pangan pokok masih relatif stabil sejak awal pelaksanaan puasa Ramadan 1438 Hijriah hingga pekan terakhir Mei 2017, katanya lagi.

"Pekan-pekan kemarin memang sedikit terjadi kenaikan pada telur ayam dan bawang putih, namun hingga pekan ini sudah kembali stabil, setelah stok kembali dipenuhi oleh distributor," katanya.

Intinya, kata dia, kestabilan harga pangan pokok itu terjadi di Kupang karena suplai sembako aman, ada satgas pangan dan tim pengendali harga telah pula ikut memberi andil terhadap kelancaran penyediaan dan distribusi bahan pangan dimaksud.

Harga ikan melonjak
Sementara harga ikan di pasaran Kupang saat ini melonjak cukup fantastis akibat angin kencang yang memicu terjadinya gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan Nusa Tenggara Timur dalam beberapa hari terakhir ini.

Ilham Ali, salah seorang juragan kapal di Kupang mengaku sejak Rabu (24/5) pekan lalu, sebagian besar nelayan di daerah ini tidak melaut karena angin kencang yang memicu gelombang tinggi sehingga sulit untuk mendapatkan ikan.

Saat ini, katanya, harga ikan cumi Rp65.000 per kg, kakap putih Rp60.000 per kg, kakap merah Rp70.000 per kg, Tengkurangan Rp18.000 per kg, tongkol Rp30.000 per kg, dan kakap laut Rp35.000 per kg. Begitu pula dengan udang Rp90.000 per kg, cue Rp40.000 per kg dan grong Rp35.000 per kg.

Dia mengatakan rata-rata setiap jenis ikan mengalami kenaikan Rp5.000 hingga Rp12.000, tergantung dari jumlah dan kualitas ikan yang dijual.

Demikian pula ikan biasa seperti kombong padi dan sarisi mengalami kenaikan dari Rp250.000 per kaleng cat Matex seberat 20 kilogram jika cuaca normal menjadi Rp400.000 per kaleng apabila angin kencang.

Jadi biasanya dijual eceran 20 ekor ikan kombong dinilai dengan Rp20.000, akibat cuaca buruk jumlahnya hanya lima ekor dengan harga tetap Rp20.000. 

"Kami bingung dengan kenaikan harga itu karena berdampak terhadap omzet pendapatan," katanya.

Terpisah Talis Suherman, seorang pedagang ikan di Pelabuhan Ikan Oebam Kota Kupang, mengatakan dirinya mendapatkan ikan dari transaksi pelelangan dengan jumlah relatif sedikit sebab nelayan yang melaut hanya Kapal Pursen dengan kapasitas 32 Grass Ton (GT).

"Kami berharap cuaca kembali normal sehingga tangkapan ikan dapat melimpah," katanya. Pedagang lainnya, Berto mengatakan, selama ini hanya menerima beberapa jenis ikan saja karena tangkapan tampak sepi akibat cuaca buruk.

Cuaca buruk melanda kawasan perairan wilayah kepulauan ini sehingga berdampak terhadap menurunya hasil tangakapan ikan para nelayan. Selain itu, nelayan juga lebih memilih beristirahat ketimbang melaut, karena buruknya cuaca.

Di beberapa tempat penjualan ikan segar lain terutama di sepanjang pantai Kelapa Lima, sebagian besar lapak penjual ikan kosong. Hal itu karena pasokan ikan segar tangkapan nelayan sangat minim. Akibatnya harga jual ikan sangat mahal.

Seperti jenis ikan Cakalang yang sebelumnya dijual per ekor Rp50.000 sekarang sudah naik mencapai Rp 75.000 per ekor. Sedangkan ikan Tuna yang sebelumnya dijual Rp50.000 per ekor kini sudah mencapai Rp85.000 per ekor.