Rupiah terkoreksi, pasar khawatir kasus COVID-19 terus bertambah

id Rupiah,Dolar,Kurs

Rupiah terkoreksi, pasar khawatir kasus COVID-19 terus bertambah

Ilustrasi - Pecahan uang rupiah dan dolar. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Pagi ini juga banyak kabar soal uji klinis fase 3 beberapa vaksin yang mungkin bisa jadi sentimen positif juga
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat seiring naiknya harga aset-aset berisiko.

Pada pukul 9.34 WIB, rupiah melemah 7 poin atau 0,05 persen menjadi Rp14.227 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.220 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan, pagi ini kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah COVID-19 yang terus meningkat dan potensi gelombang kedua pandemi, memberikan sentimen negatif ke aset berisiko.

"Permintaan terhadap aset dolar AS sebagai aset aman, terindikasi meningkat dengan penurunan tingkat imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang sekarang di level 0,635 persen," ujar Ariston.

Menurut Ariston, pekan ini kemungkinan masih akan seperti pekan lalu dimana terjadi tarik menarik sentimen.

Ia memprediksi, pekan ini nilai tukar rupiah cenderung akan mengalami pelemahan terbuka.

Tapi, lanjutnya, pelaku pasar juga tidak mengesampingkan sentimen positif pemulihan ekonomi.

"Pagi ini juga banyak kabar soal uji klinis fase 3 beberapa vaksin yang mungkin bisa jadi sentimen positif juga," kata Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi melemah dengan kisaran Rp14.100 per dolar AS hingga Rp14.300 per dolar AS.

Pada Jumat (26/6) lalu, rupiah ditutup melemah 45 poin atau 0,32 persen menjadi Rp14.220 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.175 per dolar AS.