Kondisi gelombang kategori sedang saat musibah kapal di Kupang

id kapal tenggelam,pukuafu,ntt,kupang

Kondisi gelombang kategori sedang saat musibah kapal di Kupang

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Ota Welly Jenni Thalo. (ANTARA/Bernadus Tokan)

Berdasarkan analisis model gelombang pada 5 Juli 2020 pukul 08.00 WITA hingga 11.00 WITA, tinggi gelombang di sekitar lokasi kecelakaan 1.5 – 2.5 meter (sedang),
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan tinggi gelombang di sekitar lokasi kecelakaan kapal motor (KM) Kasih 25 di Selat Pukuafu, Kupang, pada saat terjadi musibah berkisar 1.5 – 2.5 meter (sedang).

"Berdasarkan analisis model gelombang pada 5 Juli 2020 pukul 08.00 WITA hingga 11.00 WITA, tinggi gelombang di sekitar lokasi kecelakaan 1.5 – 2.5 meter (sedang)," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Ota Welly Jenni Thalo kepada ANTARA di Kupang, Selasa (7/7)

Dia mengemukakan hal itu, menjawab pertanyaan seputar cuaca di wilayah perairan Kupang – Rote, sehubungan dengan terjadinya kecelakaan tenggelamnya kapal Lampara (kapal nelayan, ukuran 6 GT) di Selat Pukuafu pada 5 Juli sekitar pukul 10.54 WITA.

Kapal Lampara tujuan Rote Ndao yang bertolak dari pantai Tablolong itu, tenggelam pada titik koordinat lokasi kejadian sekitar -10°24'03.0"S 123°25'38.0"E,

Sementara berdasarkan analisis model angin permukaan pada 5 Juli 2020 pukul 08.00 WITA hingga 11.00 WITA, kecepatan angin 10 – 25 knot dari arah Timur – Tenggara.

Baca juga: Pencarian korban kecelakaan kapal di Selat Pukuafu dilanjutkan
Baca juga: Tim pencari persempit lokasi pencarian korban kapal tenggelam


Berdasarkan model, arus pada 5 Juli 2020 pukul 08.00 WITA hingga 11.00 WITA, kecepatan arus 10 – 45 cm/s dari arah Barat Daya – Barat Laut.

Sedangkan hasil analisis citra satelit pada saat kejadian menunjukkan bahwa, di sekitar lokasi kejadian kecelakaan perahu kondisi cuaca cerah berawan.

Menurut dia, berdasarkan matriks risiko, kapal motor berukuran 6 GT tidak dibolehkan berlayar pada kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter.

Artinya, dengan memperhatikan matriks risiko, untuk kapal ukuran 6 GT, tinggi gelombang di atas 1,25 meter sudah sangat berbahaya untuk pelayaran.

Berdasarkan laporan sementara, kapal nelayan tersebut mengangkut 29 orang, termasuk ABK. Dari jumlah tersebut, 19 orang ditemukan selamat, empat orang ditemukan meninggal dan sisanya masih dalam pencairan.*