Tour de Flores Jelajah Pesona Wisata NTT

id Tdf

Tour de Flores Jelajah Pesona Wisata NTT

Tour de Flores 2017, Jelajah Pesona Wisata NTT

Kejuaraan balap sepeda ini merupakan event berkategori 2.2 yang diakui oleh Federasi Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI).
Maumere, Flores (Antara NTT) - Jalan raya sejauh kurang lebih 800 kilometer dari Kota Larantuka ke Labuhan Bajo yang melintasi ujung timur hingga barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, pada 14-19 Juli 2017 menjadi arena terbuka Tour de Flores.

Lomba balap sepeda internasional Tour de Flores (TdF) 2017 untuk kedua kalinya digelar, setelah terbilang sukses pada penyelenggaraan tahun 2016 lalu. Sebanyak 150 pebalap, terbagi dalam 20 tim, dari berbagai negara termasuk tuan rumah Indonesia tampil pada lomba ini.

Lomba terbagi dalam enam etape.  Etape pertama, Larantuka-Maumere dengan jarak tempuh (136,3km), etape kedua, Maumere-Ende (142,8 km), etape ketiga, Ende-Mbay (83.3 km), etape keempat, Mbay-Borong (170,9 km), etape kelima Borong-Ruteng (55.5 km), dan etape keenam Ruteng-Labuan Bajo (120,2 km).

Direktur lomba Tour de Flores Sondi Sampurno mengatakan bahwa kejuaraan balap sepeda ini merupakan event berkategori 2.2 yang diakui oleh Federasi Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI).

"Tour de France 2017 terdata di UCI Asia Tour. Karena itu kita wajib undang tiga tim terkuat di Asia. Tim dari Iran, Pishgaman Cycling Team datang," katanya. Selain itu juga ada tim-tim kuat lainnya sepert dari Korea Selatan dan Australia.

Dari sisi olahraga, Tour de Flores yang juga didukung oleh Kementerian Pariwisata RI ini jelas punya prospek yang bagus. Termasuk dalam upaya meningkatkan prestasi pebalap-pebalap Indonesia di tingkat internasional.

Gubernur NTT Frans Lebu Raya saat menyambut para peserta Kamis (13/7) malam mengatakan bahwa Tour de France juga kesempatan bagi pebalap-pebalap asal NTT untuk dapat berkiprah. 

"Kita sudah dua kali menggelar Tour de Flores, tapi belum ada tim dari NTT yang ikut serta. Saya, berharap ke depannya ada putra NTT yang tampil," katanya.

Wisata Andalan
Di luar perspektif olahraga, Tour de Flores juga punya misi jauh ke depan, yakni memperkenalkan Flores dan NTT ke dunia internasional. 

Seperti dikemukakan oleh Chairman Tour de Flores, Primus Dorimulu, melalui lomba ini dunia diajak untuk melihat Flores secara keseluruhan. Flores yang kaya akan objek wisata alam dan budaya.

"Tour de Flores adalah sport tourism , event olahraga yang dimaksudkan untuk mempromosikan potensi wisata Flores," katanya. Flores sudah lama dikenal sebagai pulau yang memiliki kekayaan budaya dan wisata di Nusa Tenggara Timur.

Kontur tanah yang bervariasi antara pegunungan dan pantai-pantai indah di sisi utara dan selatan, plus pulau-pulau kecil di sekitarnya, menambah daya pikat Flores.

Di tambah lagi ada objek wisata seperti Danau Kelimutu, Pulau Padar, Air Terjun Cunca Rami, dan kota pelabuhan Labuhan Bajo, tempat terdekat untuk ke Pulau Komodo.

Flores juga menyimpan misteri tentang asal usul manusia, dengan ditemukannya fosil manusia purba di gua Liang Bua, Kabupaten Manggarai.  Sementara produk pangan yang terus dipromosikan oleh Pemda NTT adalah madu hutan Flores.

Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan Bupati Flores Timur Anto Gege Hadjon juga memanfaatkan acara pembukaan Tour de Flores di Larantuka untuk memperkenalkan madu hutan Flores ini dengan gerakan "seribu sloki madu hutan".

Frans Lebu Raya mengungkapkan bahwa ia yakin Tour de Flores ini bakal membuat pariwisata Flores dan NTT makin dikenal ke seluruh dunia.         

"Memang harus diakui biaya penyelenggaraan event ini cukup besar, tapi saya yakin akan ada manfaatnya, khususnya dalam pembangunan pariwisata," ujarnya.

Ia juga mengaku banyak mendapat masukan untuk mendongkrak pariwisata Flores, di antaranya dengan pembangunan jalan tol atau kereta api.        

"Namun menurut saya, Flores belum perlu jalan tol atau kereta, justru wisatawan didorong untuk menjelalah jalur-jalur wisata yang sudah ada dan kita akan siapkan fasilitas pendukung, misalnya, dengan membangun 'rest area' di jalur itu," ujarnya.

Tour de Flores memang tidak sepopuler atau pun semewah Tour de France, namun dengan terus meningkatkan fasilitas dan kualitas penyelenggaraan event ini, pemerintah Indonesia, khususnya NTT, akan dapat juga memetik manfaat di masa mendatang.