Sikka wacanakan penerapan belajar tatap muka di sekolah

id Sekolah tatap muka, NTT, Sikka, Kota Kupang

Sikka wacanakan penerapan belajar tatap muka di sekolah

Dokumentasi - Seorang guru bahasa Inggris sedang mengajar saat dilaksanakannya sekolah tatap muka di salah satu rumah warga di Kota Kupang, NTT Senin (10/08/2020). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha.

Jadi nanti ada pembatasan jam sekolah serta jumlah siswanya di setiap ruangan. Tetapi ini masih dalam pembahasan
Kupang (ANTARA) - Pemerintah kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, mewacanakan untuk mulai menerapkan belajar tatap muka di sekolah dalam waktu dekat setelah daerah tersebut masuk zona hijau kasus COVID-19.

"Kemarin dengan Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Sikka sudah diskusi bersama soal rencana itu, saat ini mereka sedang merancangnya," kata Kadis Kesehatan Sikka Petrus Herlemus kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Selasa, (25/8).

Hal ini disampaikan berkaitan dengan penerapan sekolah tatap muka di masa pandemi COVID-19 di kabupaten Sikka yang sudah masuk zona hijau.

Baca juga: Pemkab Sikka siapkan perbup sanksi sosial pelanggar protokol kesehatan

Ia menjelaskan bahwa dalam diskusi bersama itu sudah ada kesepakatan diantara para Forkompimda bahwa jika sekolah tatap muka diterapkan maka protokol kesehatan harus dijaga dengan baik sehingga tak menimbulkan kasus COVID-19 baru di lingkungan sekolah.

"Jadi nanti ada pembatasan jam sekolah serta jumlah siswanya di setiap ruangan. Tetapi ini masih dalam pembahasan," ujar dia.

Menurut Petrus sendiri akan lebih baik jika sekolah tatap muka dilakukan secepatnya. Karena memang belajar berkelompok itu potensi penyebaran virusnya lebih besar. Jikalau dilakukan di sekolah sudah pasti ada yang memantaunya dan menegur jika ada siswa yang tidak menerapkan protokol kesehatan.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Sikka, Mayella Da Cunha mengakui hal tersebut. Dalam rapat bersama itu sudah ada kesepakatan dan saat ini masih dirancang lagi aturannya sehingga bisa diberlakukan.

Ia menjelaskan bahwa untuk pelaksanaan pembelajaran di sekolah, tetap menggunakan sistim shift atau ada pembagian untuk mengurangi jumlah siswa dalam kelas.

"Untuk protokol kesehatan tetap diterapkan. Akan ada pembagian shift sehingga tidak terlalu banyak siswa di dalam kelas," tutur dia.

Baca juga: Pemkab Sikka tingkatkan pengawasan penerapan protokol kesehatan

Masa tatap muka untuk PAUD dan TK, nantinya hanya perlu satu jam saja. Sementara untuk sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama (SMP), 2 sampai dengan 3 jam pembelajaran tatap mukanya.

Ia juga mengharapkan agar dengan kondisi zona hijau seperti saat ini, jangan ada lagi warga yang melanggar peraturan protokol kesehatan sehingga tak ada lagi yang terjangkit virus mematikan itu.