Bupati Alor: Penutupan expo bukan karena tekanan

id Expo, NTT, Kota Kupang,Kabupaten Alor,pandemi

Bupati Alor: Penutupan expo  bukan karena tekanan

Bupati Alor, Provinsi NTT Amon Djobo. (FOTO ANTARA/HO-Humas Pemkab Alor)

Ya semula memang kita rencanakan dibuka pada Senin (28/9) dan berakhir pada Sabtu (3/10). Namun karena beberapa hal makanya kita perpendek masa Exponya
Kupang (ANTARA) - Bupati Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur  Amon Djobo mengatakan bahwa ditutupnya kegiatan Expo Alor ke-14 dan Alor Karnaval ke-7 dari semula sepekan menjadi empat hari bukan karena tekanan atau desakan dari siapapun.

"Ya semula memang kita rencanakan dibuka pada Senin (28/9) dan berakhir pada Sabtu (3/10). Namun karena beberapa hal makanya kita perpendek masa Exponya," katanya kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Kamis, (1/10)  malam.

Menurut dia alasan dipercepatnya masa penutupan expo tersebut karena pihaknya tidak ingin merepotkan pihak kepolisian atau pihak keamanan lainnya yang selama Expo dibuka selalu berjaga untuk menjaga keamanan dan juga harus mengawasi warga yang tidak taat akan protokol kesehatan.

Tidak hanya itu, selama berlangsungnya Expo Alor masyarakat juga diawasi untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan. Pengawasan langsung oleh aparat TNI/POLRI dan Pol PP, sekaligus memberikan edukasi bagi masyarakat agar memulai pola hidup baru dengan tetap memperhatikan kebersihan dan kesehatan.

Di samping itu, kata dia, diperpendeknya masa expo tersebut juga karena Pemkab Alor tidak ingin masyarakat yang hadir dalam expo tersebut terlena dengan pelaksanaan expo sehingga lupa untuk mulai mempersiapkan diri jelang musim tanam.

"Ini yang hadir dalam expo yang berlangsung sejak Senin kemarin adalah warga dari kampung-kampung. Mereka harus mulai mempersiapkan lahannya untuk masa tanam, sehingga penutupannya kita lakukan pada malam hari ini dan sehingga besok mereka bisa pulang ke kampungnya untuk persiapan," tambah dia.

Apalagi, kata dia, Presiden Joko Widodo sudah menyatakan agar masyarakat Indonesia harus bersahabat dengan COVID-19. Artinya bahwa masyarakat juga harus tetap bekerja agar tetap bisa hidup namun tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Selain itu juga kata dia, pelaksanaan expo sendiri di tengah pandemi COVID-19 bukan karena pemerintah kabupaten setempat ingin mencelakai warganya, tetapi justru ingin membangkitkan ekonomi masyarakat setempat.

"Saya sejak awal sudah katakan kalau ada warga saya yang terkonfirmasi positif COVID-19 karena hadir dalam expo ini dan meninggal maka saya akan berhenti menjadi bupati. Kita buka Expo ini juga demi membantu masyarakat," tambahnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa adanya pemberitaan yang menyatakan bahwa diperpendeknya masa Expo Alor dan Alor Karnaval itu atas perintah dari pihak tertentu tidaklah benar.

Baca juga: Bupati Alor siap lepas jabatan jika warganya meninggal karena COVID

Baca juga: 19 kabupaten/kota di NTT terpapar COVID-19


"Apalagi ada yang memberitakan hal itu. Saya mau katakan bahwa itu tidaklah benar," kata  Amon Djobo .

Sebelumnya informasi beredar bahwa Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif telah meminta agar Pemkab Alor segera menutup Expo Alor tersebut karena pelaksanaanya bertepatan dengan pandemi COVID-19.