DKP Minta Bank Salurkan Kredit Pembudi Daya

id Kredit

DKP Minta Bank Salurkan Kredit Pembudi Daya

Ganef Wurgiyanto

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Timur meminta perbankan menyalurkan bantuan kreditnya pada masyarakat pembudi daya rumput laut.
Kupang (Antara NTT) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Timur meminta perbankan menyalurkan bantuan kreditnya pada masyarakat pembudi daya rumput laut.

"Bantuan kredit perbankan yang kita harapkan itu lebih pada pengadaan sarana dan prasarana usaha budi daya rumput laut seperti jaring dan tali," kata Kepala DKP Provinsi NTT Ganef Wurgiyanto di Kupang, Senin.

Menurut mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu, bantuan modal untuk usaha budi daya rumput laut tidak cukup dengan mengandalkan bantuan pemerintah dengan alokasi bantuan yang masih terbatas setiap tahunnya.

Sementara itu, katanya, rumput laut di provinsi dengan luas wilayah laut mencapai sekitar 200 km2 itu memiliki potensi yang besar namun produktivitas dari pembudi daya masih mengalami pasang-surut.

Menurutnya, hasil yang tidak menentu itu dapat diakibatkan karena sejumlah permasalahan seperti serangan penyakit hingga belum banyaknya masyarakat terutama di pesisir pulau yang berorientasi mengusahakan rumput laut sebagai mata pencahariannya.

DKP mencatat sejumlah daerah yang masyarakatnya belum mengusahakan rumput laut seperti Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kota Kupang, dan Kabupaten Malaka.

Sementara itu, daerah yang memiliki hasil budi daya rumput laut sudah berkembang pesat dibanding lainnya yang menyebar di Pulau Flores, Sumba, Alor, Sabu, Rote, Lembata yaitu Kabupaten Kupang dengan jumlah produksi pada 2016 lalu mencapai 806.307 ton.

Dalam konteks masih kurangnya minta masyarakat yang mengusahakan rumput laut di sejumlah daerah itu, menurut Ganef, perlu didukung dengan bantuan permodalan dari Perbankan.

"Karena memang potensi kita sudah memadai, tinggal sentuhan modal dan kepercayaan dari Perbankan untuk menyalurkan kredit bagi calon-calon pembudidaya," katanya.

Selain itu, daerah lain yang sudah mengusahakannya juga perlu diperkuat dengan dukungan modal agar semakin banyak masyarakat kita yang berorientasi memanfaatkan laut sebagai sumber mata pencahariannya, katanya.

Dia menjelaskan dalam rencana besar peningkatan produktivitas rumput laut di daerah itu akan dilakukan melalui penguatan sejumlah klaster yang sudah ada seperti klaster Kupang, Sumba Timur, Lembata, Manggarai, yang masing-masing mencakupi sejumlah kabupaten di sekitarnya.

Pada setiap klaster itu, kata Ganef, masing-masing akan ditentukan satu lokasi untuk pembangunan kebun bibit rumput laut yang hasilnya dipasok ke setiap daerah.

"Sementara untuk pasokan benih rumput laut ini nantinya akan diperoleh dari laboratorium kultur jaringan yang dalam rencana besar kita akan menggandeng perusahaan PT Sampoerna untuk dibangun di NTT," katanya.

Selanjutnya, hasil pembibitan dari kebun bibit yang dimaksud kemudian disalurkan untuk masyarakat pembudidaya yang menyebar di setap daerah.

Ganef menambahkan, berbagai usaha peningkatan produktivitas rumput laut tersebut tidak terlepas dari kesiapan masyarakat pembudidaya yang didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.

"Untuk itulah kita butuh dukungan kredit dari perbankan untuk masyarakat pembudidaya karena bantuan dari pemerintah belum mencakup semua daerah," katanya.