Lima peristiwa karhutla terjadi di Rote Ndao selama kekeringan

id NTT,Rote Ndao,BPBD Rote Ndao,Karhutla

Lima peristiwa karhutla terjadi di Rote Ndao selama  kekeringan

Ilustrasi kebakaran hutan-lahan. ((ANTARA FOTO/Aprionis))

Titik-titik kebakaran ini umumnya berdekatan dengan hutan yang terdapat banyak daun dan kayu kering sehingga api mudah merambat dengan cepat

Kupang (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Diksel Haning mengatakan sedikitnya lima peristiwa kebakaran lahan dan hutan (karhutla) terjadi selama masa kekeringan di daerah itu.

“Sejak Juli 2020 sudah ada lima peristiwa karhutla selama masa kekeringan ini yang sudah kami tangani dengan melakukan pemadaman,” katanya ketika dihubungi dari Kupang, Kamis, (8/10).

Ia menjelaskan, di antara peristiwa karhutla itu, terdapat titik kebakaran yang terjadi berulang seperti area hutan jati di Desa Oematamboli, Kecamatan Lobalain.

Selain itu, titik kebakaran lain yakni di Desa Lekunik Kecamatan Lobalain, Desa Keoen Kecamatan Kota Baru, dan juga di dekat area perkantoran pemerintah kabupaten.

“Titik-titik kebakaran ini umumnya berdekatan dengan hutan yang terdapat banyak daun dan kayu kering sehingga api mudah merambat dengan cepat,” katanya.

Diksel Haning mengatakan, pihaknya menduga kuat peristiwa kebakaran tersebut terjadi bukan karena faktor alam melainkan akibat ulah manusia.

Ia menjelaskan, rata-rata kebiasaan para petani di Rote Ndao membersihkan lahan dengan cara membakar titik

"Para petani kadang membakar lahan yang bersebelahan dengan hutan sehingga ketika ada angin maka bunga api bisa menyambar ke area hutan,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, ulah warga seperti membuang puntung rokok di rumput-rumput kering sehingga memunculkan titik api dan merambat menjadi luas.

Baca juga: Belasan kabupaten di NTT diimbau siaga hadapi kekeringan meteorologis

Baca juga: 2,5 juta liter air bersih untuk bantu warga Kota Kupang


Untuk itu, Diskel Haning kembali mengingatkan warga agar tidak melakukan praktik yang memicu terjadinya karhutla akan berdampak fatal mengingat lokasi perkebunan atau hutan juga berdekatan dengan rumah penduduk.

“Melalui media daring, juga jejaring media sosial, kami terus mengingatkan warga agar bersama mencegah karhutla di tengah masa kekeringan. Selain itu surat edaran bupati juga sudah kami imbau ke masyarakat soal ancaman kekeringan ini,” katanya.