Bank Himbara salurkan kredit Rp104 miliar untuk pemulihan ekonomi NTT

id NTT, OJK NTT,Bank Himbara,Penyaluran kredit,Kredit sektor riil

Bank Himbara salurkan kredit Rp104 miliar untuk pemulihan ekonomi NTT

Ilustrasi - Transaksi keuangan diPT. Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk di kantor BNI Cabang Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. (ANTARA/Kornelis Kaha)

Dana dari pemerintah yang ditempatkan di bank Himbara sudah tersalurkan sebesar Rp104 miliar atau sekitar 52 persen

Kupang (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat penyaluran dana yang ditempatkan pemerintah melalui bank-bank dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19 mencapai Rp104 miliar

Angka tersebut dikemukakan Kepala Sub Bagian Pengawasan Bank OJK Provinsi NTT Suryanto Nur Hidayat di Kupang, Rabu, terkait realisasi penyaluran dana yang ditempatkan pemerintah di bank-bank Himbara dalam upaya pemulihan ekonomi di sektor riil.

“Dana dari pemerintah yang ditempatkan di bank Himbara sudah tersalurkan sebesar Rp104 miliar atau sekitar 52 persen,” katanya.
Suryanto menjelaskan bank-bank Himbara yang menyalurkan kredit tersebut di antaranya Bank BRI, Bank BNI, Bank BTN, dan Bank Mandiri.

Ia menyebutkan total nilai dana yang diterima bank Himbara di NTT dari dana penempatan pemerintah tercatat sebesar Rp200,2 miliar.

Sebelumnya, Kepala OJK Provinsi NTT, Robert Sianipar secara terpisah mengatakan pihaknya terus mendorong pertumbuhan kredit di NTT, salah satunya dengan mempertemukan pihak asosiasi pengusaha di sektor rill dengan perbankan terutama dari bank-bank Himbara.

Baca juga: BNI di Hong Kong fokus jembatani pebisnis Indonesia di pasar global
Baca juga: Bank BNI dukung KKP sinergikan nelayan dan UMKM dengan platform digital

Target dari upaya ini, kata dia, yakni meningkatkan pertumbuhan kredit dengan memanfaatkan dana yang ditempatkan pemerintah untuk mendorong pemulihan sektor riil yang terdampak pandemi COVID-29.

"Jadi kami juga minta perbankan bisa secara optimal mengeksekusi program (penempatan dana pemerintah) ini," katanya.

Robert Sianipar mengatakan perlu dukungan semua pihak baik pelaku usaha, pemerintah, dan lembaga keuangan untuk meningkatkan pertumbuhan kredit di provinsi ini.

Ia mengatakan pihaknya juga terus memantau penyaluran kredit dari perbankan dan juga terhadap pengusaha terkait pemetaan sektor-sektor usaha yang akan dibiayai serta koordinasi mereka dengan perbankan.