Peredaran upal di NTT selama 2020 meningkat 14 persen

id Uang palsu, NTT,Kota Kupang,Bi

Peredaran upal di NTT selama 2020 meningkat 14 persen

Pertemuan Tahunan BI dengan wartawan NTT. Antara/Kornelis Kaha

Angka ini naik 14 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan bahwa selama tahun 2020 peredaran uang palsu di provinsi berbasis kepulauan itu mencapai 207 lembar atau meningkat mencapai 14 persen dari tahun sebelumnya.

Kepala Kantor BI perwakilan NTT I Nyoman Atmaja kepada wartawan di Kupang, Rabu, (30/12) mengatakan pada tahun 2019 jumlah uang palsu yang berhasil diselamatkan dari peredarannya mencapai 181 lembar.

"Angka ini naik 14 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata I Nyoman.

Nyoman menyebutkan bahwa pemalsuan uang rupiah yang beredar luas di masyarakat masih didominasi oleh pecahan 100 ribu yang pada 2020 mencapai 173 lembar.

Kemudian menyusul pecahan 50 ribu sebanyak 33 lembar dan pecahan 20 ribu yang jumlahnya hanya satu lembar saja.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Polres Kupang Kota yang pada November lalu menangani kasus tindak pidana pemalsuan uang rupiah sebanyak 3.535 lembar dengan rincian pecahan 100.000 ada 3.515 lembar dan pecahan 50.000, sebanyak 20 lembar

Sebagai mitigasi resiko penyebaran Upal, kata Nyoman Atmaja, pihaknya tetap menghimbau kepada masyarakat untuk tetap memperhatikan cara mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah dengan cara 3D yakni Dilihat, Diraba dan Diterawang.

“Jika masyarakat menemukan uang yang diragukan keasliannya dalam bertransaksi, agar segera melaporkan atau meminta klarifikasi ke Bank Indonesia atau Bank Umum terdekat,” tambahnya.

Disamping itu, Nyoman Atmaja juga menjelaskan bahwa sehubungan dengan Hari Raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, BI memproyeksikan kebutuhan uang tunai di masyarakat NTT meningkat sebesar 3 persen dari tahun 2019 sebesar Rp2,3 triliun menjadi Rp 2,4 triliun di tahun 2020.

“Untuk mengantisipasi kebutuhan uang tunai di seluruh wilayah Provinsi NTT, kami menyediakan uang kartal sebesar Rp2,7 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari Uang Pecahan Besar (UPB) sejumlah Rp2,5 triliun dan Uang Pecahan Kecil (UPK) sebesar Rp180 miliar,” tambah dia.

Baca juga: BI NTT gelar festival tenun pada Januari 2021

Baca juga: BI NTT bantu sarana perkuat produksi rumput laut Sumba Timur


Dikatakan Nyoman Atmaja, persediaan uang tunai tersebut telah disiapkan untuk wilayah Kota Kupang dan sekitarnya serta di sembilan kas titipan mulai dari Alor, Atambua, Ende, Lembata, Maumere, Ruteng, Waikabubak, Waingapu dan Labuan Bajo.