Pengamat prediksi ekonomi Indonesia belum sepenuhnya normal

id NTT< COVID-19, NTT,Kota Kupang,pengamat ekonomi

Pengamat prediksi ekonomi Indonesia belum sepenuhnya normal

Seorang teller PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk menyemprotkan cairan disinfektan ke sejumlah uang rupiah yang baru diterima dari nasabah di kantor BNI Cabang Kupang, NTT (3/6/2020). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha.

Menurut saya di tahun 2021 ini kondisi perekonomian kita Indonesia belum mencapai pada titik normal seperti pada saat sebelum COVID-19. Ekonomi kita masih berjalan dibawah titik normal
Kupang (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang Frits Fanggidae memprediksikan perekonomian Indonesia pada 2021 belum sepenuhnya mampu berada pada titik normal seiring dengan masih tingginya kasus COVID-19.

"Menurut saya di tahun 2021 ini kondisi perekonomian kita Indonesia belum mencapai pada titik normal seperti pada saat sebelum COVID-19. Ekonomi kita masih berjalan dibawah titik normal," katanya di Kupang, Kamis, (7/1).

Menurut dia, salah satu alasan ekonomi belum bisa sepenuhnya pulih adalah karena adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar di beberapa daerah di Indonesia seperti di Jawa dan Bali.

"Penyebabnya karena adanya pembatasan-pembatasan tersebut serta ada dampak pada mereka yang bekerja pada sektor-sektor yang langsung kena imbas dari adanya pembatasan-pembatasan itu," ujar dia.

Meski demikian, kegiatan ekonomi di daerah yang bergantung pada sektor pertanian, seperti di NTT, tidak terlalu merasakan dampak yang krusial mengingat sektor lapangan usaha ini masih dapat tumbuh positif.

 "Yang lebih merasakan melemahnya ekonomi ini adalah para pekerja yang bekerja di sektor jasa, konstruksi dan sektor lainnya yang memang merasakan betul adanya pembatasan sosial itu," katanya.

Ia juga menyakini kemunculan vaksin untuk mencegah penyebaran COVID-19 dapat memberikan optimisme dari para pengusaha bahwa ekonomi Indonesia dapat tumbuh kembali.

"Saat ini kan baru tahap pertama penyaluran vaksinnya. Sudah pasti mereka (pengusaha) akan menunggu dan melihat hasil dari vaksin yang disuntikkan itu. Jika hasilnya bagus pasti mereka yakin ekonomi Indonesia akan kembali bangkit," kata Frits.

Baca juga: Pengamat harapkan pemberdayaan ekonomi atasi dampak COVID-19 di NTT tepat sasaran

Baca juga: Pengamat: Pelaku ekonomi hadapi tiga masalah akibat COVID-19


Dalam kesempatan terpisah, pengamat ekonomi dari Universitas Nusa Cendana Kupang Umbu Raya menilai sektor kesehatan bisa menjadi penopang kegiatan ekonomi kedepan seiring dengan tingginya permintaan masyarakat atas obat maupun alat-alat kesehatan.

"Tetapi dari sektor lain seperti jasa, konstruksi dan lainnya sudah pasti mengalami daya beli yang turun, karena dampaknya akan kelihatan sama sekali," ujarnya.

Umbu juga optimistis pemerintah sudah menyiapkan cara-cara tersendiri untuk tetap memperkuat ekonomi masyarakat, salah satunya adalah memberikan stimulus kepada para pelaku UMKM di Indonesia.