Tim Wantannas Tinjau Kawasan Perbatasan

id perbatasan

Tim Wantannas Tinjau Kawasan Perbatasan

Pasukan TNI-AD sedang memeriksa salah satu pilar batas negara RI-Timor Leste (Foto ANTARA)

"Kedatangan kami ke NTT ini untuk mengetahui secara umum seluruh aspek masalah ketahanan nasional di NTT untuk dikaji lebih lanjut," kata Mayjen TNI Aris Martono Haryadi.
Kupang (Antara NTT) - Tim Kajian Daerah dari Sekretariat Daerah Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur untuk meninjau berbagai kekurangan yang ada di perbatasan RI dan Timor Leste.

"Kedatangan kami ke NTT ini untuk mengetahui secara umum seluruh aspek masalah ketahanan nasional di NTT untuk dikaji lebih lanjut," kata Penanggung Jawab Tim Wantannas Mayor Jenderal TNI Aris Martono Haryadi di Kupang, Jumat.

Menurut jenderal berbintang dua itu, fokus peninjauan hanya pada masalah perbatasan, mulai dari aspek ekonomi dan hal-hal lain yang dipandang ikut menggangu masalah ketahanan nasional.

Ia mengatakan kedatangan tim Wantannas yang terdiri dari lima orang tersebut juga ingin mengetahui masalah perbatasan yang hingga saat ini masih menjadi polemik antara masyarakat NTT di Kabupaten Kupang dan masyarakat Timor Leste yang ada di Distrik Oecusse.

"Pada intinya, kami datang untuk mengumpulkan berbagai informasi kemudian kami sampaikan kepada bapak Presiden (Joko Widodo) untuk dibahas dan dikaji lebih lanjut," kata Aris Martono.

Ketika ditanya lebih lanjut soal "unresolved segmen" yang terjadi di sejumlah tapal batas negara, seperti antara Noelbasi-Citrana, ia mengatakan pihaknya akan mencoba mengkaji lebih jauh dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertahanan.

Berdasarkan laporan yang diterimanya, kata dia, masalah lahan tersebut karena masalah adat sebelum Timor Timur lepas dari Indonesia.

"Namun kami akan bicarakan lagi di tingkat atas dan melaporkan hal ini kepada Presiden Joko Widodo untuk mencari jalan keluarnya guna menghidari terjadinya kekacauan di kemudian hari," ujarnya.

Menurut Mayjen Aris Martono, penyelesaiaan masalah perbatasan memang sangat kompleks dan tidak semudah membalikan telapak tangan, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya di antara pemerintahan kedua negara.