Akses jalan di Rote Ndao terputus akibat longsor

id NTT,Kabupaten Rote Ndao,BPBD Rote Ndao,Longsor,Desa Oetutulu,Akses jalan desa terputus,Akses jalan desa di Rote Ndao ter

Akses jalan  di Rote Ndao terputus akibat longsor

Sejumlah petugas saat memantau dampak peristiwa tanah longsor yang terjadi di Desa Oetutulu, Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao, NTT, pada Jumat (5/2/2021) (ANTARA/HO-BPBD Kabupaten Rote Ndao)

Peristiwa tanah longsor ini mengakibatkan bahu jalan sepanjang 40 meter di Desa Oetutulu terputus
Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur melaporkan terjadinya peristiwa bencana tanah longsor di daerah itu yang mengakibatkan akses jalan Desa Oetutulu, Kecamatan Rote Barat Laut terputus.

"Peristiwa tanah longsor ini mengakibatkan bahu jalan sepanjang 40 meter di Desa Oetutulu terputus," kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten Rote Ndao Diksel Haning dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat, (5/2).

Ia menjelaskan, bencana tanah longsor terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah setempat sejak Kamis (5/2).

Bencana longsor itu tidak menimbulkan korban jiwa, namun merusak akses jalan satu-satunya bagi warga di Dusun Henulain Desa Oetutulu yang jumlah penduduknya mencapai 78 kepala keluarga.

"Kerugian akibat longsor ini masih dihitung tim teknis Dinas PUPR, namun diperkirakan mencapai sekitar Rp200 juta," katanya.

Diksel mengatakan, ruas jalan yang terdampak longsor merupakan satu-satunya akses bagi warga dan petani di Desa Oetulutu maupun petani dari desa lain yang bekerja di lahan persawahan Henulain.

Untuk itu guna mengantisipasi kerusakan yang lebih parah dan memperlancar akses bagi masyarakat maka perlu upaya penanganan darurat berupa urugan sirtu pada badan jalan yang longsor agar bisa dilewati untuk sementara waktu.

Baca juga: Angin puting beliung terjang belasan rumah warga di Rote Ndao

Baca juga: Nadiem cek dampak pandemi COVID di Rote Ndao


Ke depan juga perlu dilakukan pengaspalan atau peningkatan ruas jalan ini beserta bangunan pelengkapnya berupa tembok penahan dan bronjong sekitar 1,5 kilometer agar mobilisasi dan aktivitas masyarakat dapat berjalan normal.