Pelindo Kupang Dorong Optimalisasi Muatan Peti Kemas

id Pelindo

Pelindo Kupang Dorong Optimalisasi Muatan Peti Kemas

Pelindo III Tenau Kupang mendorong optimalisasi muatan peti kemas ke luar Nusa Tenggara Timur agar tidak kosong. (Foto ANTARA/Lorensius Molan)

PT Pelindo III Tenau Kupang terus mendorong optimalisasi pemanfaatan muatan peti kemas dari pelabuhan tersebut ke luar wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kupang (Antara NTT) - PT Pelindo III Tenau Kupang terus mendorong optimalisasi pemanfaatan muatan peti kemas dari pelabuhan tersebut ke luar wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Kapal-kapal angkutan peti kemas dari luar ke Kupang selalu dalam kondisi penuh, namun saat kembali masih hanya sekitar 10 persen yang terisi," kata General Manager PT Pelindo III Tenau Kupang Putu Sukadana saat dihubungi Antara di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan muatan peti kemas dari Pelabuhan Tenau Kupang cenderung kosong, sehingga pihaknya terus berupaya untuk mengoptimalkan muatan peti kemas agar bisa terisi.

"Ini sama sekali tidak efisien dari aspek prinsip angkutan laut terkait biaya (cost), mengingat semakin banyak muatan yang diangkut dan memberikan nilai tambah maka cost angkutan laut akan semakin efisien," kata Sukadana.

Ia menambahkan jika ada muatan balik yang full maka perusahaan pelayaran akan mendapatkan nilai tambah yang baik dari aspek efisiensi operasionalnya.

Untuk itu, ia mendorong para pelaku usaha setempat yang memiliki orientasi pemasaran barang di luar wilayah provinsi itu untuk memanfaatkan muatan balik kapal-kapal peti kemas yang kosong.

"Pada kondisi ini kita inginkan agar industri pengolahan potensial seperti rumput laut, perikanan, kemudian hasil pertanian, perkebunan dan sektor usaha lainnya bisa berkembang dengan baik karena dari aspek transportasi untuk pemasaran sudah tersedia," katanya.

Ia menjelaskan, distribusi barang-barang ke luar daerah dengan angkutan laut terdapat banyak jenis pilihan selain kapal peti kemas, seperti kapal cargo, kapal RoRo, hingga layanan kapal tol laut yang telah beroperasi di daerah itu.

Dari aspek harga, lanjutnya, total biaya dengan peti kemas juga lebih kompetitif karena dengan muatan yang banyak maka dengan angkutan peti kemas produktivitas di pelabuhan jauh lebih tinggi dibandingakan dengan general cargo, khususnya terkait waktu tambat kapal di pelabuhan.

"Dari sisi waktu tambatnya, kapal-kapal peti kemas dengan muatan 600 box bongkar muatnya tidak lebih dari sehari, sementara waktu kerja general cargo cenderung tidak 24 jam," katanya.

Selain itu, kapasitas angkutan peti kemas juga lebih besar sehingga semakin banyak jumlah muatannya maka harga akan semakin rendah.

Sukadana berharap semua kesiapan sarana transportasi itu dapat merangsang setiap daerah untuk memacu pertumbuhan berbagai sektor usahanya agar bisa dipasarkan memanfaatkan layanan yang ada.