Kelompok-kelompok massa terus berdatangan dengan rombongan menggunakan sepeda motor, angkutan umum, truk serta pick-up dalam aksi unjuk rasa yang dimulai sekitar Pukul 07.00 Wita. Namun, aksi tersebut dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari Polda NTT dan Polres Kupang Kota.
"Kami datang ke sini untuk menyampaikan aspirasi kami, karena setelah 18 tahun memilih bergabung dengan Merah Putih sebagai WNI, namun kami tetap saja terkatung-katung sampai saat ini," kata Ronaldo, salah seorang warga eks Timor Timur dalam aksi tersebut.
Ia meminta agar Pemerintah Indonesia mulai dari tingkat pusat sampai ke tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat mewujudkan kesejahteraan hidup warga eks Timor Timur yang ada di pengungsian Timor bagian barat Nusa Tenggara Timur, sesuai janji yang telah disampaikan.
Kapolres Kupang Kota AKBP Anthon Ch Nugroho mengatakan massa eks warga Timor Timur yang berunjuk rasa saat ini diperkirakan mencapai 13.000 orang dari berbagai kabupaten di Pulau Timor.
Pihak Kepolisian telah melakukan penutupan salah satu jalur Jalan El Tari Kupang akibat massa terus berdatangan membanjiri area itu.
Ia memastikan pengamanan tetap dilakukan secara ketat dan berharap aksi tersebut bisa berlangsung dengan tertib dan damai.
"Mudah-mudahan tidak anarkis dan tidak melanggar aturan, karena kalau anarkis dan melanggar aturan pasti akan kita tindak," kata Anthon Ch Nugroho.
Kepala Operasional Polda NTT Kombes Pol Rudi K mengatakan jumlah pasukan yang diturunkan tersebut berasal dari Polres Kupang Kota, personel Polda NTT serta personel dari Brimob Polda NTT.
"Kita turunkan secara bertahap untuk pengamanan kali ini. Jumlahnya sekitar 13.000-an pengunjuk rasa," katanya saat ditemui disela-sela unjuk rasa di Jalan El Kupang depan kantor gubernur NTT.
Ia mengatakan dalam pengamanan tersebut pihaknya juga melibatkan sejumlah polwan dengan tujuan agar bisa lebih mendinginkan suasana jika ada hal-hal yang tidak diinginkan.
Di samping itu, sejumlah kendaraan Baradkuda juga disiapkan oleh pihak kepolisian jika terjadi unjuk rasa yang mengarah pada konflik.
Di sepanjang ruas jalan El Tari, tepatnya di depan Kantor Gubernur NTT, massa pengunjuk rasa kemudian menggelar tarian Tebe-Tebe dan melantumkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Ketua Umum DPP Uni Timor Aswain (wadah persatuan bagi warga eks Timor Timur di perantauan) Eurico Guterres juga terpantau berada di antara sejumlah pengunjuk rasa tersebut.