Antapulau Sapi dari NTT Capai 51.000 ekor

id Sapi

Antapulau Sapi dari NTT Capai 51.000 ekor

Dani Suhadi

"Sapi-sapi dari NTT yang sudah diantapulaukan terhitung dari Maret-September 2017 sudah mencapai 51.000 ekor," kata Dani Suhadi.
Kupang (Antara NTT) - Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur Dani Suhadi mengatakan jumlah sapi dari Nusa Tenggara Timur yang diantapulaukan ke berbagai daerah hingga September 2017 mencapai 51.000 ekor.

"Sapi-sapi dari NTT yang sudah diantapulaukan terhitung dari Maret-September 2017 sudah mencapai 51.000 ekor," katanya saat dihubungi Antara di Kupang, Selasa.

Dinas Peternakan NTT menargetkan jumlah sapi yang diantapulaukan dalam tahun 2017 ini sebanyak 66.300 ekor ke sejumlah daerah tujuan seperti DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Banten, Jawa Barat, dan lainnya.

"Sebelumnya juga ada permintaan dari Sulawesi Selatan dan Papua, sehingga kita juga kirim kedua daerah tersebut," katanya.

Danny mengatakan pasokan sapi dari provinsi berbasiskan kepulauan itu ke luar daerah dalam setiap bulan bisa berkisar dari 6.000 sampai 8.000 ekor.

Aktivitas pengiriman sapi, lanjutnya, dilakukan hampir setiap minggu menggunakan transportasi laut berupa kapal kargo maupun kapal tol laut seperti KM Cemara.

"Kalau tol laut biasanya kirim tiap dua minggu sementara kapal lain ada yang setiap minggu atau dua mingguan," katanya.

Lebih lanjut, Danny mengatakan terkait pembatalan pembelian 2.000 ekor sapi dari Pemerintah DKI Jakarta belum lama ini, menurutnya tidak berdampak mengurangi pasokan sapi yang diantarpulaukan ke berbagai daerah tujuan.

"Untuk NTT kan hanya menyiapkan saja dan pasar kita juga terbuka di banyak tempat lainnya sehingga kalau ada pembatalan seperti dari Pemda Jakarta maka tidak berdampak dengan pasokan kita," katanya.

Ia menjelaskan, pembatalan pembelian sapi itu terkait masalah tender dari Perusahaan Daerah (PD) Darma Bhakti di Jakarta namun pengiriman sapi ke ibu kota negara itu bisa saja dilakukan perusahaan atau PD lainnya.

"Persoalan itu kan masalah tender jadi kalau PD Darma Bhakti tidak bisa maka bisa dilakukan lainnya tapi tetap saja belinya dari NTT," katanya.

Danny meyakini, pasar sapi dari provinsi itu tetap diminati berbagai daerah lainnya mengingat kebutuhan sapi di daerah tujuan masih mengalami kekurangan (defisit).

"Banyak daerah yang mencari untuk meminta jadi tergantung siapa yang lebih cepat mengajuhkan sesuai persyaratan maka sapi-sapi kita siap dipasok," katanya.