Timor Leste Segera Revisi Perjanjian Udara

id Timor Leste

Timor Leste Segera Revisi Perjanjian Udara

Duta Besar RI untuk Timor Leste Sahat Sitorus

"Dalam waktu dekat ini akan ada revisi perjanjian udara (air agreement) sehingga dapat membuka jalur penerbangan internasional," ungkap Sahat Sitorus.
Kupang (Antara NTT) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Timor Leste Sahat Sitorus mengatakan Pemerintah Timor Leste segera merevisi perjanjian udara untuk mendukung penerbangan internasional di negara termuda yang baru berusia 15 tahun itu.

"Dalam waktu dekat ini akan ada revisi perjanjian udara (air agreement) sehingga dapat membuka jalur penerbangan internasional," ungkap Sitorus dalam pertemuan dengan Gubernur Nusa Tengara Timur Frans Lebu Raya di Kupang, Rabu.

Ia mengaku kunjungannya ke NTT yang berbatasan wilayah secara langsung dengan Timor Leste di Pulau Timor itu membawa misi khusus untuk membahas rute penerbangan internasional antara Dili dan Kupang dengan pemerintah daerah setempat.

Menurut dia, NTT dan Timor Leste memiliki keterkaitan yang sangat dekat dan memiliki kepentingan serta ketergantungan satu sama lain seperti di bidang transportasi dan ekonomi pada umumnya.

Untuk itu, pertemuan dengan Gubernur Frans Lebu Raya itu menjadi penting dalam membangun hubungan bilateral antara Indonesia dan Timor Leste sehingga penerbangan langsung kedua daerah segera terealisasi untuk mendukung kerja sama dimaksud.

Selain untuk hubungan bilateral, dia mengatakan, kerja sama trilateral Indonesia-Timor Leste-Australia perlu dilakukan secara lebih nyata lagi pada semua sektor termasuk perizinan.

Ia menyebut, kerja sama sejumlah sektor ekonomi yang perlu diperkuat seperti sektor pariwisata, pertanian, transportasi, serta kelautan dan perikanan.

Dalam konteks kerja sama yang lebih luas itu, Sitorus berharap peran serta pemerintah setempat untuk terus menjaga kelancaran lalu lintas manusia yang melewati perbatasan (cross border).

"Perlu terus diiingatkan bahwa ada hukum internasional dalam melintasi perbatasan negara, harus dilengkapi dokumen pasport," katanya.

Hal ini untuk meminimalkan adanya masalah keimigrasian yang dapat mengganggu hubungan baik kedua negara bertetangga ini.

"Kita perlu menjaga kepentingan yang lebih luas ke depan bagi kedua negara untuk maju bersama. Kami juga mendukung pembangunan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat perbatasan sesuai program Nawacita Presiden Joko Widodo. Intinya, kami juga akan dukung semua program Pak Gubernur," katanya.

Sementara itu, Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan, kerja sama trilateral selama ini berjalan baik meskipun secara konkret perlu dipertajam kembali dengan implementasi sektor-sektor yang telah disepakati bersama ketiga negara.

Sementara terkait perizinan sebagai persyaratan, kata dia, menjadi hal penting untuk memberikan peluang bagi pelaku bisnis berivestasi, baik di bidang transportasi maupun sektor lainnya.

"NTT memiliki banyak potensi yang dapat nenarik banyak investor. Sektor pariwisata menjadi sektor yang cukup menjanjikan bagi peluang investasi juga sektor kelautan dan perikanan," kata Gubernur Lebu Raya yang akan mengakhiri masa jabatannya kedua pada Juni 2018 itu.

Penerbangan langsung
Pada kesempatan tersebut, Dubes Sitorus dan Gubernur Lebu Raya juga membahas tentang penerbangan langsung Kupang-Dili, PP.

"Saya ke sini membawa misi khusus untuk membahas rencana penerbangan internasional yang menghubungkan Timor Leste dengan Nusa Tenggara Timur," katanya.

Ia mengatakan Pemerintah Timor Leste segera merevisi perjanjian udara (air agreement) untuk mendukung penerbangan internasional di negara itu.

Menurut dia, negara Timor Leste yang berbatasan wilayah laut dan darat secara langsung dengan Nusa Tenggara Timur di Pulau Timor itu memiliki keterkaitan yang sangat dekat yang memiliki kepentingan serta ketergantungan satu sama lain seperti di bidang transportasi dan ekonomi pada umumnya.

Untuk itu, katanya, pertemuan itu penting untuk membangun hubungan bilateral dengan Indonesia termasuk NTT yang dapat dimaksimalkan dengan mendorong realisasi rute penerbangan langsung yang menghubungkan kedua kota.

Selain untuk hubungan bilateral, dia mengatakan, kerja sama trilateral Indonesia-Timor Leste-Australia perlu dilakukan secara lebih nyata lagi pada semua sektor termasuk perizinan.

Sitorus menyebut, kerja sama sejumlah sektor ekonomi yang perlu diperkuat seperti sektor pariwisata, pertanian, transportasi serta kelautan dan perikanan.

Dalam konteks kerja sama secara lebih luas itu, Sitorus berharap peran serta pemerintah setempat untuk terus menjaga kelancaran lalu lintas manusia yang melewati perbatasan (cross border).

Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan, kerja sama trilateral selama ini berjalan baik meskipun secara konkrit perlu dipertajam kembali dengan implementasi sektor-sektor yang telah disepakati bersama ketiga negara.

Sementara terkait perizinan sebagai persyaratan, lanjutnya, menjadi hal penting untuk memberikan peluang bagi pelaku bisnis berivestasi, baik di bidang transportasi maupun sektor lainnya.

"NTT memiliki banyak potensi yang dapat nenarik banyak investor. Sektor pariwisata menjadi sektor yang cukup menjanjikan bagi peluang investasi juga sektor kelautan dan perikanan," kata Gubernur Frans Lebu Raya.