Ile Ape Dalam Status Waspada

id Ile Ape

Ile Ape Dalam Status Waspada

Gunung (Ile) Ape di Lewotolok, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur saat ini dalam status waspada.

BPBD Nusa Tenggara Timur mengimbau masyarakat yang berada di sekitar Gunung (Ile) Ape Lewotolok di Kabupaten Lembata agar tidak panik menyusul meningkatnya status gunung api itu dari normal ke waspada.
Kupang (Antara NTT) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur mengimbau masyarakat yang berada di sekitar Gunung (Ile) Ape Lewotolok di Kabupaten Lembata agar tidak panik menyusul meningkatnya status gunung api itu dari normal ke waspada.

"Melalui BPBD Lembata kami sudah imbau agar masyarakat sekitar gunung api itu tidak perlu khawatir meski statusnya meningkat dari normal ke waspada," kata Kepala BPBD NTT Tini Thadeus kepada Antara di Kupang, Senin.

Ia mengatakan petugas BPBD Lembata sendiri sudah menyisir sejumlah kampung yang berada di lereng gunung tersebut dan meminta masyarakat untuk tetap melakukan aktivitas seperti biasa, karena situasinya masih bisa diatasi dan tidak terlalu mengkhawatirkan.

"Namun kalau ada informasi lainnya dari petugas Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pos PGA di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape maka akan kami sampaikan lagi. Kalau masyarakat diminta segera mengosongkan kampung halaman berarti situasinya sudah berbahaya," kata Thadeus.

Gunung (Ile) Ape Lewotolok yang terletak di Pulau Lembata, Kabupaten Lembata itu merupakan salah satu gunung api dari tiga gunung api yang masih aktif dengan ketinggian mencapai 1.423 meter di atas permukaan laut. 

Sejarah erupsi gunung api tersebut mulai pertama kali terjadi pada tahun 1660, menyusul tahun 1819, 1849, 1852, 1821, 1864, 1889, dan 1920.

Krisis kegempaan gunung api tersebut terjadi terakhir pada Januari 2012. Statusnya kemudian dikembalikan ke level normal pada tahun 17 Oktober 2013.

Diikutip dari laman resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) http://www.vsi.esdm.go.id/ aktivitas kegempaan di gunung api tersebut terbilang cukup tinggi sejak awal bulan Oktober 2017.

Sejak tanggal 1-6 Oktober 2017 terekam ada 1.390 kali gempa hembusan dengan amplitudo 0.5-34 mm dan lama gempa 3-200 detik. Kemudian juga sembilan kali gempa Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 2.5-24 mm dan lama gempa 65-320 detik.

Disamping itu juga terekam tiga kali gempa Hybrid/fase banyak dengan amplitudo 7-39 mm, serta 48 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 3-43 mm dan lama gempa 2 - 20 detik.

Gunung Api Lewotolok memiliki potensi bahaya antara lain lontaran batu (pijar) dan hujan abu deras, longsoran atau guguran material lapuk dari bagian puncak gunung yang merupakan bagian atas intrusi yang diperkirakan mempunyai volume sekitar 400.000 kubik mengarah ke tenggara.

Awan panas yang utamanya mengarah ke sektor tenggara dan timur, dan gas vulkanik yang berbahaya yakni CO2, CO, dan SO2.

Tini Thadeus mengatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan dari status gunung api tersebut, dengan terus berkoordinasi dengan petugas Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pos PGA di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape.