Kesulitan Umpan, Kapal Nelayan Pun Diparkir

id Umpan

Kesulitan Umpan, Kapal Nelayan Pun Diparkir

Nelayan "Pole and Line" di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur terpakda memarkir perahunya karena kesulitan mendapatkan umpan.

Belasan kapal nelayan pole and line di Kota Kupang terpaksa parkir akibat kesulitan mendapatkan umpan.
Kupang (Antara NTT) - Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Nusa Tenggara Timur Wahid Wham Nurdin mengatakan belasan kapal nelayan pole and line di Kota Kupang terpaksa parkir akibat kesulitan mendapatkan umpan.

"Sudah sekitar seminggu terakhir kapal-kapal pole and line parkir karena pasokan umpan ikan hidup sangat melemah," kata Wham Nurdin saat dihubungi Antara di Kupang, Rabu.

Ia menyebutkan jumlah kapal nelayan yang parkir akibat kekurangan umpan itu sekitar 19 kapal dari 22 kapal pole and line yang berbasis di Kota Kupang.

"Ada sekitar tiga kapal yang keluar melaut dengan mengambil umpan di Larantuka, Flores Tiimur tapi katanya juga pasokan di sana sangat lemah," katanya.

Wham Nurdin yang juga nelayan yang bermangkal di TPI Tenau Kupang itu mengaku, kondisi tersebut telah meresahkan para nelayan di ibu kota Provinsi NTT itu mengingat musim produksi ikan sementara berlangsung.

Menurutnya, lemahnya pasokan umpan dari kapal-kapal bagan akibat cuaca buruk membuat waktu panen ikan juga berkurang drastis dari idealnya sekitar enam bulan menjadi hanya tiga bulan.

"Kondisi ini terjadi setiap tahun karena pasokan umpan hidup yang diandalkan saat ini hanya dari laut, dari kapal-kapal bagan, belum ada dari hasil budidaya di darat," katanya.

Ia menyebutkan, salah satu daerah pemasok umpan yang diandalkan nelayan setempat yakni dari nelayan di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur.

Namun, menurutnya, nelayan setempat kesulitan jika hanya mengandalkan dari daerah pemasok tersebut karena berdampak pada membengkaknya biaya operasional untuk bahan bakar.

"Kalau umpan diambil di Larantuka maka jelas biaya bahan bakar membengkak, seperti sekali keluar melaut nelayan butuh 500 liter sampai 600 liter tapi kalau harus ke Larantuka lagi maka minimal harus butuh sekitar 2 ton bahan bakar," katanya.

Seorang nelayan "pole and line" lainnya yang mangkal di TPI Tenau Muhamad Nasir, secara terpisah mengakui pasokan umpan berkurang drastis selama beberapa hari terakhir sehingga membuat kapalnya juga terpaksa parkir.

"Mulai dari kemarin malam umpan yang kami dapat melemah sehingga sekarang hanya parkir saja sambil menunggu ada pasokan lagi baru melaut lagi," katanya.

Ia mengatakan, hanya sekitar tiga kapal yang melaut dengan mengambil pasokan umpan hidup di Larantuka namun hasilnya juga tidak menentu.

Nasir berharap kesulitan umpan yang selalu dihadapi hampir rutin setiap tahun itu mendapat ke depan bisa disasati dengan bantuan dari pemerintah daerah setempat melalui pasokan dari budi daya umpan di darat.