Dua Desa Di Lembata Rawan Longsor

id Gempa

Dua Desa Di Lembata Rawan Longsor

Seorang anggota TNI berdiri di lokasi longsor di Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata. (Fok BPBD)

"Kedua desa itu adalah Desa Lamagute dan Waimatan di Kecamatan Ile Ape Timur,"


Kupang, (AntaraNTT) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMB) Geologi Bandung menyebut dua desa di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih rawan longsor.


"Kedua desa itu adalah Desa Lamagute dan Waimatan di Kecamatan Ile Ape Timur," kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday kepada Antara di Kupang, Selasa.


Dia mengemukakan hal itu terkait alasan warga masih tetap bertahan di penampungan sementara, padahal sudah lebih dari sepekan ini sudah tidak ada lagi gempa.


"Kami menunggu hasil analisa tim dari BMKG dan PVMG Geologi Bandung untuk mengambil langkah, dan tim baru mengeluarkan rekomendasi yang menjelaskan tentang kondisi di lapangan," kata Thomas Ola Langoday.


Ketua Tim PVMB Geologi Bandun, Titis Praponco dalam keterangan terpisah mengatakan, warga boleh pulang, tetapi cukup untuk memberi makan ternak atau melihat tempat tinggal.


Setelah itu segeralah kembali ke tempat penampungan, sebab kedua desa itu belum aman dari masalah batu longsor.


Ia menyebutkan, saat ini intensitas gempa tektonik telah berkurang. Aktivitas gunung api Lewotolok pun demikian.


Karena itu, warga yang saat ini masih mengungsi, dibolehkan kembali ke desa masing-masing dan beraktivitas seperti biasa.


"Saat ini para pengungsi sudah bisa pulang ke rumah masing-masing, kecuali masyarakat Desa Lamagute dan Waimatan. Dua desa ini masih rawan oleh longsoran bebatuan," katanya.


Dia menambahkan warga Desa Lamawara juga boleh pulang, kecuali yang berdomisili di bawah kaki bukit di desa itu.