Pariwisata Dinilai Utamakan Kerja Sama Lintas Sektoral

id Kelimutuutu

Pariwisata Dinilai Utamakan Kerja Sama Lintas Sektoral

Sejumlah wisatawan domestik-mancanegara menikmati keindahan "Sunrise" di puncak danau dan gunung kelimutu. (Foto Antara/Kornelis Kaha)

"Jadi tidak ada dalam kamus bisnis pariwisata "ego sektoral" tetapi harus lintas sektoral guna mencapai target dan realisasi yang diinginkan bersama, terutama sebagai penyumbang devisa negara yang paling unggul pada 2019,



Kupang, (AntaraNTT) - Pengamat Kepariwisataaan Mathias Beeh mengatakan bisnis pariwisata sebagai sektor penyumbang devisa negara paling unggul harusnya lebih mengedepankan kerja sama lintas sektoral untuk mencapai target dan realisasi.


"Jadi tidak ada dalam kamus bisnis pariwisata "ego sektoral" tetapi harus lintas sektoral guna mencapai target dan realisasi yang diinginkan bersama, terutama sebagai penyumbang devisa negara yang paling unggul pada 2019," katanya di Kupang, Jumat (20/10) kemarin.


Ia menyebut Kementerian Perhubungan yang berkaitan dengan perusahaan penerbangan harus mendorong agar yang berkaitan dengan Pariwisata betul-betul bisa dilakukan.


Dia mencontohkan, soal aksesibilitas, dukungan dari Kemenhub, Kementerian BUMN dan seluruh kekuatan badan usahanya, Angkasa Pura I dan II, Air Navigation, Airlines, Pelindo, dan semua pihak yang terkait dalam regulasi akses.


Lalu Kementerian PUPR yang membuka akses ke destinasi pariwisata, memperbaiki fasilitas dasar, seperti jalan, air, listrik, telekomunikasi, dan lainnya.


Berikut Kemenkumham, soal regulasi Bebas Visa Kunjungan dan semoga juga ada perbaikan atas keluhan yang masih terdengar di Imigrasi.


Selanjutnya Kementerian LHK juga terus mendukung destinasi wisata alam yang terkait dengan kawasan hutan, Taman Nasional, baik di darat maupun di laut.


Termasuk dalam membangun KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Pariwisata. BKPM, Badan Koordinasi Penananaman Modal juga memberi dukungan penuh dalam hal investasi sektor pariwisata yang semakin seksi.


Menyusul Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, juga sudah berkomitmen untuk bersama-sama membangun Desa Wisata dan Homestay.


"Sinergi BUMN juga mendukung dan sudah `action` di lapangan. Bekraf juga membantu dasi sisi kreatifnya, sebagai incubator pada industri," katanya.


Kementerian Ristek Dikti, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga dukung untuk mencetak lulusan pendidikan pariwisata dan tenaga kerja yang handal.


Kemenkes juga membantu dalam gerakan cepat tanggap di bidang kesehatan, yang berpengaruh pada indeks daya saing pariwisata Indonesia.


"Hanya dengan kerja sama dan kerja cerdas, pasti menjadi kunci utama keberhasilan kinerja pemerintahan, utamanya di sektor pariwisata," katanya.


Dan hal itu, katanya, tergambar jelas di semester pertama di tahun ini, terdapat sukses capaian wisman dan data itu bukan semata-mata prestasi tim Kemenpar tetapi karena kerja bersama dan gotong royong.


Kerja sama dan dukungan dari kementerian dan lembaga lain harus terbawa hingga ke Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sehingga membuat sektor pariwisata berlari lebih kencang dan sukses.


Sebab semua pihak mengetahui bahwa sektor pariwisata menjadi penggerak ekonomi, sehingga perlu dukungan dari kementerian terkait untuk mewujudkan target yang sudah ditetapkan.