Petani di NTT Tunda Masa Tanam

id hujan tipuan

Petani di NTT Tunda Masa Tanam

Apolonaris Geru

"NTT belum memasuki musim hujan. Tidak boleh terjebak hujan tipuan karena berisiko gagal tanam dan gagal panen," kata Apolinaris Geru.
Kupang (Antara NTT) - Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kupang Apolinaris Geru mengingatkan para petani di Nusa Tenggara Timur untuk menunda masa tanam, karena wilayah provinsi kepulauan ini belum memasuki musim penghujan.

"NTT belum memasuki musim hujan. Tidak boleh terjebak hujan tipuan karena berisiko gagal tanam dan gagal panen," kata Apolinaris Geru kepada Antara di Kupang, Selasa, terkait pola tanam dalam menghadapi musim tanam tahun ini.

Menurut dia, hujan yang mengguyur Kota Kupang dan sejumlah wilayah lain di NTT akhir-akhir ini dipicu oleh pembelokan angin sehingga terjadi perlambatan pergerakan angin yang memungkinkan terjadinya pertumbuhan awan hujan.

"Suhu udara pada permukaan laut di perairan sekitar NTT yang menyebabkan timbul uap air ke atmosfer yang kemudian membentuk awan dan hujan," katanya sambil menjelaskan bahwa hujan tersebut bukan penanda musih hujan telah tiba.

Oleh karena itu, dia mengimbau para petani di daerah ini untuk mewaspadai hujan tipuan (false rain) yang terjadi pada awal musim penghujan tapi secara klimatologis masih belum masuk musim hujan.

"Jangan sampai masyarakat menganggap bahwa saat ini sudah masuk musim penghujan sehingga mulai menanam. Secara klimatologi saat ini belum masuk musim penghujan dan masih dalam masa transisi," katanya menjelaskan.

Apolinaris juga mengimbau masyarakat petani tadah hujan/tegalan atau lahan kering di Pulau Timor agar tidak langsung mengambil sikap untuk menanam, karena akan berisiko gagal tanam akibat "dry spell" pada beberapa minggu mendatang.

Sesuai jadwal
Sementara itu, Dinas Pertanian Nusa Tenggara Timur memastikan musim tanam 2017/2018 tetap sesuai jadwal, meskipun saat ini di beberapa daerah telah terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

"Untuk curah hujan yang sudah dan sedang terjadi di beberapa daerah saat ini bukan menjadi acuan dimulainya musim tanam, karena masih merupakan hujan tipuan (false rain)," kata Kadis Pertanian NTT Yohanis Tay Ruba.

Menurut dia, hujan yang terjadi saat ini belum menujukkan bahwa provinsi ini telah memasuki musim hujan, sehingga para petani jangan terjebak untuk mulai menanam. 

Untuk di sejumlah daerah dengan sistem irigasi baik, pemerintah terus dorong untuk memanfaatkan air irigasi yang tersedia untuk menanam, sementara untuk di lahan tadah hujan, diimbau untuk tetap menanti hingga Desember mendatang.

"Kami terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan BMKG Kupang untuk mengetahui perkembangan iklim dan cuaca yang bisa memberikan petunjuk bagi para petani untuk mempersiapkan lahan pertaniannya," kata Anis, sapaan akrab Yohanis Tay Ruba.

Terhadap luasan lahan yang akan dimanfaatkan pada musim tanam 2017/2018, Anis mengatakan pemerintah telah menyiapkan 220.000 hektare untuk tanaman padi, 340.000 hektare untuk tanaman jagung dan 45.000 hektare untuk tanaman kedelai.