Pembangunan Jembatan Palmerah Menunggu Amdal

id Palmerah

Pembangunan Jembatan Palmerah Menunggu Amdal

Konstruksi rancang bangun Jembatan Palmerah Pancasila yang menghubungkan Pulau Flores dan Pulau Adonara di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Realisasi pembangunan fisik proyek Jembatan Palmerah Pancasila yang menghubungkan Pulau Flores dengan Adonara di Kabupaten Flores Timur, masih menunggu hasil analisa dampak lingkungan (Amdal).
Kupang (Antara NTT) - Juru bicara tim konsorsium Belanda Latif Gau mengatakan realisasi pembangunan fisik proyek Jembatan Palmerah Pancasila yang menghubungkan Pulau Flores dengan Adonara di Kabupaten Flores Timur, masih menunggu hasil analisa dampak lingkungan (Amdal).

"Rencana mulai konstruksi di lapangan setelah melaksanakan Amdal selesai pada bulan Mei-Juni tahun 2018," kata Latif Gau kepada Antara, Senin, melalui surat elektronik dari Belanda terkait realisasi proyek Jembatan Palmerah Pancasila.

Konsorsium Belanda berencana akan membangun Jembatan Palmerah Pancasila, sekaligus turbin pembangkit listrik tenaga arur laut Gonzalu.

Menurut dia, sejauh ini sudah tidak ada kendala bagi konsorsium Belanda untuk segera memulai konstruksi di lapangan.

"Tetapi kami harus tetap melaksanakan Amdal sesuai undang-undang sebelum konstruksi, walaupun dari analisa Amdal sementara sangat layak dan siap untuk konstruksi," katanya.

Mengenai pembiayaan, dia mengatakan, Pemerinhtah Belanda memberikan dukungan penuh bagi pembiayaan proyek pembangunan Jembatan Palmerah Pancasila.

"Kalau menyangkut pembiayaan, proyek ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Belanda melalui Bank Pembangunan Belanda (FMO)," kata Latif Gau.

Dia mengatakan, pihaknya juga sudah bertemu dengan Badan Perencanaan Nasional untuk membahas proyek tersebut, termasuk melakukan presentasi di Kementerian Keuangan untuk kepentingan pembiayaan.

"Jadi kalau berkaitan dengan apakah proyek ini masuk blue book loan atau apa, semuanya sudah kami bicarakan dengan pak Bambang di Bappenas dan juga sudah melakukan presentasi di Kementerian Keuangan RI," katanya.

Namun hal yang pasti adalah pembiayaan dalam proyek ini didukung penuh oleh Pemerintah Belanda melalui Bank Pembangunan Belanda (FMO), katanya menjelaskan.

Dia berharap, peletakan batu pertama pembangunan Jembatan Palmerah ini akan dilaksanakan pada 20 Desember 2017, bertepatan dengan HUT NTT ke-59.

Hampir rampung
 Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum NTT Andre Koreh mengatakan, studi kelayakan proyek pembangunan Jembatan Palmerah Pancasila yang menghubungkan Pulau Flores dengan Adonara di Kabupaten Flores Timur, hampir rampung.

"Studi kelayakan itu ditangani Balai Jalan Nasional dan dilakukan oleh PT Bunana Archikom. Kita harapkan dalam November ini sudah bisa rampung agar bisa diserahkan kepada investor untuk penanganan lebih lanjut," katanya kepada Antara di Kupang, Selasa.

Mengenai Detail Engineering Study (DED), Andre Koreh mengatakan, sesuai dengan kesepakatan, DED dan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) menjadi tanggung jawab investor.

Ia berharap proses persiapan ini bisa rampung dalam bulan November ini sehingga rencana peletakan batu pertama pembangunan jembatan ini bisa dilaksanakan pada 20 Desember 2017.

Juru bicara tim konsorsium Belanda Latif Gau mengatakan untuk proyek Tidal Bridge Larantuka, pihaknya sudah membuat pra studi kelayakan dan sudah beberapa kali mengunjungi lokasi. Proses Amdal diperkirakan selesai pada Mei atau Juni 2018 dan akan dilanjutkan dengan pekerjaan konstruksi.

"Sejauh ini sudah tidak ada kendala bagi konsorsium Belanda untuk segera memulai konstruksi di lapangan, tetapi kami harus tetap melaksanakan Amdal sesuai undang-undang sebelum konstruksi, walaupun dari analisa Amdal sementara sangat layak dan siap untuk konstruksi," katanya.