Kemensos siapkan layanan darurat bagi pengungsi anak di Pulau Adonara

id LDP,Layanan psikososial,Anak Adonara

Kemensos siapkan layanan  darurat bagi pengungsi anak di Pulau Adonara

Tim Kemensos berkoordinasi dengan Dinas Sosial Adonara NTT untuk layanan pascatanggap darurat (ANTARA/HO.Humas Ditjen Rehsos)

Melalui kegiatan ini nantinya kami berharap agar anak tetap memiliki semangat belajar walaupun dalam situasi pengungsian
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial RI menyiapkan layanan pascatanggap darurat bencana bagi pengungsi anak di Pulau Adonara Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Layanan yang disiapkan tersebut berupa pelatihan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) bagi pihak-pihak yang berperan penting dalam proses pemulihan kondisi psikososial anak.

"Melalui kegiatan ini nantinya kami berharap agar anak tetap memiliki semangat belajar walaupun dalam situasi pengungsian," ujar Dede Nurdin, salah satu Pekerja Sosial Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin, (3/5).

Kegiatan tersebut merupakan permintaan dari Pemerintah Daerah setempat karena adanya kekhawatiran yang dirasakan terhadap keberlanjutan proses pembelajaran anak-anak apabila para petugas pusat dan relawan sudah selesai bertugas dan meninggalkan lokasi pengungsian.

Kekhawatiran pascatanggap darurat bencana tersebut sangat wajar dirasakan karena dengan berakhirnya masa tanggap darurat bencana pada 1 Mei 2021, semua relawan akan meninggalkan posko pengungsian,sedangkan di sisi lain masih ada masyarakat yang tinggal di pengungsian selama hunian tetap belum siap untuk ditempati.

"Saya berharap ada pelatihan pendampingan psikososial terhadap guru-guru kami, karena selama ini hanya diajarkan bagaimana menyampaikan materi pembelajaran di dalam kelas,tidak diajarkan bagaimana cara melakukan pendampingan psikososial sehingga meski masa tanggap darurat berakhir, tetap ada pendampingan psikologis dan tetap dilaksanakan pembelajaran secara edukatif dan rekreasi," kata John selaku Kabid SD dan SMP Dinas Pendidikan Flores Timur.

Menjadi korban bencana banjir jangan sampai membuat anak-anak kehilangan semangat dan gairah untuk melanjutkan pembelajaran formal. Pasca 1 Mei 2021, tidak akan ada lagi relawan-relawan dan petugas-petugas pusat yang mendampingi anak-anak bermain dan belajar di posko-posko pengungsian disini.

"Guru-guru lokal kami pun belum memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mendampingi dan mengajar anak-anak di posko-posko pengungsian, sementara guru-guru itu sendiri menjadi bagian dari korban bencana. Oleh karena itu, penting bagi guru-guru untuk dibekali pengetahuan dan keterampilan mendampingi anak-anak belajar dalam bencana," tambah John.

Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak telah menurunkan enam kloter petugas dalam melaksanakan LDP langsung terhadap anak-anak yang berada di lokasi pengungsian sejak 4 April 2021 lalu.

"Dalam pelaksanaan Pelatihan LDP ini, kami rencananya akan berkolaborasi dengan Yayasan Caritas yang bergerak di bidang kemanusiaan, Dinas Pendidikan, Karang Taruna, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta Kementerian Agama yang menaungi MI, MTS dan MAN", tutur Ema, Pekerja Sosial Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak.

Pelatihan LDP bagi guru dan pendamping lokal di Pulau Adonara nantinya diharapkan dapat membantu anak-anak dalam pengungsian agar dapat menjalani proses belajar mengajar dengan baik dan ceria.

Baca juga: Mensos Risma: Tak kenal lelah ajak dunia usaha tangani bencana Seroja NTT
Baca juga: Kemensos bantu siswa SD yang merawat orang tua lumpuh di Manggarai Timur