Investasi Brasil di Sumba mencapai Rp100 miliar

id Sapi

Investasi Brasil di Sumba mencapai Rp100 miliar

Gubernur NTT Frans Lebu Raya (kanan) saat beraudiens dengan Direktur PT Asiabeef Biofarma Indonesia James Jerry Huang di ruang kerjanya. (Foto ANTARA/Humas Pemprov NTT)

"Saya kurang tahu angka pastinya tetapi diperkirakan jumlah investasinya bisa mencapai Rp100 miliar," kata Semuel Rebo
Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Nusa Tenggara Timur Semuel Rebo mengatakan investasi yang ditanamkan PT Asiabeef Biofarma Indonesia dari Brasil untuk perluasan lahan pembibitan sapi di Pulau Sumba mencapai sekitar Rp100 miliar.

"Saya kurang tahu angka pastinya tetapi diperkirakan jumlah investasinya bisa mencapai Rp100 miliar," kata Semuel Rebo kepada Antara di Kupang, Kamis, saat ditanya mengenai perkembangan investasi di Sumba terkait penanaman modal yang dilakukan investor asal Brasil itu.

PT Asiabeef Biofarma Indonesia adalah salah satu anak perusahaan dari Brasil yang saat ini berencana memperluas lahan pembibitan sapi dengan teknologi modern di Kabupaten Sumba Timur dari areal lahan seluas 986 hektare menjadi 10.000 hektare.

Ekspansi bisnis ini dilakukan karena lahan usaha yang ada sekarang di Sumba Timur sudah sangat terbatas untuk populasi ternak sapi yang tengah dikembangkan oleh perusahan yang berpusat di Rio de Jeneiro itu.

Semuel mengatakan bahwa pada awalnya pihak PT Asiabeef ingin bekerja sama dengan salah satu perusahaan perkebunanan di Sumba untuk memperluas lahan pembibitannya.

"Namun dalam perjalanan tak ada jawaban sehingga saat ini mereka ingin ekspansi sampai masuk ke hutan produksi yang adalah miliki pemerintah dalam hal ini lingkungan hidup dan kehutanan," ujarnya.

Sampai dengan saatb ini lanjut Samuel, proses untuk perluasan sedang dilakukan tinggal menunggu surat persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, karena sebelumnya sudah ada persetujuan dari Gubernur NTT Frans Lebu Raya.

Sampai dengan saat ini dengan luas lahan yang digunakan oleh perusahaan itu mencapai 986 hektare sedangkan sapi dimiliki saat ini sudah mencapai 700 ekor dengan kualitas yang bagus.

Semuel menambahkan dipastikan jika rencana ekspansi itu berjalan dengan baik maka pertahun perusahaan itu mampu mengahasilkan 4.000 sampai 8.000 ekor sapi dari 10.000 hektare lahan yang akan dikelolah.

Pemerintah NTT sendiri, lanjutnya, sudah pasti mendukung rencana dari perusahaan tersebut. Karena itu, sejalan dengan program Pemprov NTT untuk menjadikan daerah itu provinsi ternak agar bisa terus menjadi pemasok ternak sapi untuk memenuhi kebutuhan daging bagi masyarakat di DKI Jakarta dan Kalimantan.