Ekosistem bawah laut TNK terjaga baik

id Komodo

Ekosistem bawah laut TNK terjaga baik

Kepala Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan (ANTARA Foto/dok)

"Dunia bahwa laut di wilayah perairan TNK selalu terjaga dengan baik. Kami selalu menjaganya," kata Budi Kurniawan.
Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan menegaskan bahwa ekosistem bawah laut di wilayah perairan Taman Nasional Komodo (TNK) sampai saat ini masih terjaga dengan baik.

"Dunia bahwa laut di wilayah perairan TNK selalu terjaga dengan baik. Kami selalu menjaganya," kata Budi Kurniawan saat dihubungi Antara dari Kupang, Senin (23/4), menanggapi pemberitaan The Guardian, sebuah media asal Inggris yang menyebutkan bahwa ekosistem bawah laut di wilayah perairan TNK perlahan sudah mulai rusak.

Budi mengaku telah membaca pemberitaan The Guardian namun ia menyayangkan tidak disebutkan secara jelas di mana lokasi ekosistem yang rusak. "Sayang sekali tidak ditulis lokasi selam mana yang rusak, kalau ada kami pastikan akan diperiksa," katanya.

Ia menjelaskan, terdapat sekitar 40 lebih titik selam di sekitar kawasan wisata Komodo yang selama ini terus dipantau dalam patroli laut.

Baca juga: Dispar minta perairan Komodo diawasi secara ketat
Baca juga: UNESCO soroti sampah di Taman Nasional Komodo
Wisata bawah laut Taman Nasional Komodo

Menurutnya, kondisi kerusakan yang disebutkan mungkin saja yang tampak sekitar 10 tahun lalu, ketika masyarakat setempat belum memahami konservasi.

Saat ini, katanya, kondisinya perairan dan pulau-pulau dalam kawasan terjaga baik dan pihaknya terus menyosialisasikan berbagai aturan zonasi berkaitan dengan titik-titik selam baik kepada nelayan maupun wisatawan.

Budi menambahkan, seiring perkembangan destinasi wisata setempat yang terkenal sebagai satu-satunya habitat satwa purba Komodo (varanus komodoensis), yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia (New7 Wonders) ini, pihaknya terus membenahi instrumen regulasi.

Salah satunya, kata dia, sedang disusun daya dukung kawasan (carring capacity) dan persiapan penerapan sistem online untuk mengantisipasi kelebihan jumlah pengunjung yang aktivitasnya bisa berdampak pada kerusakan laut.