BPBD NTT minta warga rutin tata lingkungan kurangi resiko bencana

id Antisipasi bencana,bencana di NTT,mitigasi bencana,penataan lingkungan,cuaca ekstrem NTT,BPBD NTT

BPBD NTT minta warga rutin tata lingkungan kurangi resiko bencana

Ilustasi - Sebuah pohon tumbang dan mengancam keselamatan pengguna jalan saat terjadi hujan di Kota Kupang, NTT. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

...Penataan lingkungan secara rutin sangat penting untuk mengurangi resiko bencana seperti membersihkan selokan atau juga menebang pohon-pohon yang sudah lapuk agar langsung ditebang
Kupang (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Ambrosius Kodo meminta warga di provinsi itu agar secara rutin menata lingkungan untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi.

"Penataan lingkungan secara rutin sangat penting untuk mengurangi resiko bencana seperti membersihkan selokan atau juga menebang pohon-pohon yang sudah lapuk agar langsung ditebang," katanya ketika dihubungi di Kupang, Senin, (27/12).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan upaya mitigasi bencana hidrometeorologi di tengah ancaman cuaca buruk berupa angin kencang dan hujan deras di NTT.

Ambrosius mengatakan penataan lingkungan seperti membersihkan selokan sangat penting dilakukan agar ketika hujan deras terjadi maka aliran air tidak tersendat dan meluap sehingga menimbulkan banjir.

Baca juga: BPBD NTT minta desa siapkan tempat evakuasi

Demikian juga pohon-pohon besar di sekitar rumah yang tinggi dan rindang agar dipangkas untuk mengantisipasi dampak kerugian ketika pohon tumbang.

Ambrosius juga mengimbau warga yang bermukim di wilayah lereng atau daerah aliran sungai agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana.

Apabila terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang objek sekitar 30 meter tidak terlihat maka warga perlu melakukan evakuasi ke titik yang aman.

Baca juga: BPBD terima laporan kerusakan akibat cuaca ekstrem

"Kami juga sudah meminta BPBD kabupaten/kota agar berkoordinasi hingga tingkat desa/kelurahan untuk menyiapkan tempat dan jalur evakuasi yang aman," katanya.

Ambrosius meminta masyarakat untuk terus memantau perkembangan informasi cuaca terkini dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan berhati-hati terhadap informasi dari sumber lain yang tidak resmi atau tidak dapat dipertanggungjawabkan.