Artikel - Kisah warga pulau terdepan saat belum berlistrik

id BUMN

Artikel - Kisah warga pulau terdepan saat belum berlistrik

Menteri BUMN Rini M Soemarno (kedua kanan) menandatangani BTS untuk Sistem Telekomunikasi Pulau Terdepan disaksikan Direktur Utama PT Len Industri Zakky Gamal Yasin (kanan), Bupati Rote Ndao Lens Haning (kedua kiri) dan Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika Dhia Anugerah F saat peresmian BTS pulau terluar di Desa Oebela, Senin (13/8). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)

"Hanya ada sekitar 20 rumah yang dapat penerangan dari genset itu. Sementara yang lainnya hanya bisa menggunakan lampu pelita atau lampu minyak," cerita Simson.
Kupang (AntaraNews NTT) - Senyum bahagia muncul dari wajah ratusan warga di Desa Oebela, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur yang berada di gerbang terselatan NKRI yang berbatasan laut dengan negeri Kanguru, Australia itu.

Mereka terlihat bahagia karena pada Senin (13/8), mendapat kunjungan kerja dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno yang kehadirannya juga membawa berkah bagi mereka.

Kedatangan Menteri BUMN ke desa itu tidak lain untuk membagikan bantuan berupa panel solar cell serta lampu sehen ekstra hemat energi dengan tujuan agar warga di desa tersebut bisa memiliki listrik sendiri.

Kurang lebih 71 tahun Indonesia merdeka, warga di desa itu belum menikmati listrik selama 24 jam karena penerangan apapun tidak pernah masuk ke daerah itu.

"Warga di desa ini baru mendapatkan penerangan berupa listrik pada tahun 2016. Itaupun dari mesin diesel atau genset," kata Kepala Desa Oebela Simson M Hanas.

Meskipun listrik dari genset, kekuatan penerangannya hanya mampu bertahan selama empat jam, yakni pada pukul 18.00-21.00 Wita, tetapi karena untuk penerangan maka warga terpaksa saling membantu untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.

Walaupun sudah ada genset, hanya sekitar 10-20 rumah saja di desa itu yang bisa menggunakan penerangan itu, karena memang pemerintah di desa itu sulit mendapatkan kabel untuk menyambungkan ke rumah lainnya yang jaraknya berjauhan.

"Hanya ada sekitar 20 rumah yang dapat penerangan dari genset itu. Sementara yang lainnya hanya bisa menggunakan lampu pelita atau lampu minyak," cerita Simson.

Belum lagi, lanjutnya. harga BBM jenis solar di daerah itu untuk biaya angkut ke desa itu terbilang mahal, mencapai Rp40.000 per sekali angkut karena jaraknya sangat jauh dari Ba'a, ibu kota Kabupaten Rote Ndao.

Raut wajah Jimmy Mesakh (42) juga terlihat bahagia. Sambil bercerita dengan warga lainnya, ia tertawa bahagia karena akhirnya miliki penerangan yang dapat membantu anak-anaknya untuk belajar dalam terang.
Menteri BUMN Rini M Soemarno (kanan) menyaksikan pemberian bantuan oleh sembilan dirut BUMN kepada Bupati Rote Ndao Lens Haning, di desa Oebela Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote, NTT. (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)


Jimmy sendiri memiliki empat orang anak. Dua anak di antaranya masih berada di bangku sekolah dasar (SD) sementara satu lagi di SMP dan satu lagi sudah berhenti sekolah.

Ia bercerita bahwa setiap malam kalau anak-anaknya ingin belajar terpaksa menggunakan lampu pelita, sebab dirinya tidak punya uang lebih agar bisa dikumpulkan untuk membeli solar bagi genset di desa itu.

"Saya hanya petani biasa, kalau setiap hari kumpul uang untuk genset, saya dan keluarga mau makan apa? Lebih baik pakai lampu pelita saja," tuturnya.

Namun sekarang, kata pria bertubuh pendek dan rambut berombak itu, dirinya tak perlu khawatir lagi dengan masalah penerangan karena sudah mendapatkan bantuan solar panel dan empat unit lampu sehen.

Bantuan BUMN
Oebela merupakan salah satu desa dari sekian banyak desa di wilayah Kabupaten Rote yang belum berlistrik. Desa tersebut memiliki 49 kepala keluarga (KK) yang kesehariannya bertani dan sebagiannya adalah pegawai negeri sipil (PNS).

Bantuan dari kurang lebih sembilan BUMN khususnya penerangan sangat dibutuhkan oleh warga di desa itu dan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi warga di gerbang selatan NKRI itu.

Sembilan BUMN, masing-masing PT LEN Industri, Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, PT PLN, PT Pegadaian, PT Pertamina, PT Telkom Indonesia dan PT ASDP Indonesia Ferry. pada Senin (13/8) telah menyalurkan bantuan sosial (CSR) senilai Rp2,2 bagi warga desa di pulau itu.

Bantuannya bermacam-macam mulai dari solar panel, lampu jalan yang memanfaatkan tenaga surya, pemberian pompa air, pemberian lampu bekas di rumah warga, layanan perbankan hingga sarana dan prasarana ibadah.

Tak hanya itu demi mendukung tugas personel TNI di pulau terluar seperti di Pulau Dana Rote, Pulau Salunga dan Mangudu di Sumba Timur serta Pulau Batek di Kabupaten Kupang, BUMN Hadir Untuk Negeri juga memberikan bantuan berupa mesin genset, motor gerobak serta kompresor.
Telkomsel Perusahaan Idaman Asia


Sinyal Telekomunikasi
Sama halnya dengan penerangan, warga di Desa Oebela selama ini juga selalu mengeluhkan tak adanya jaringan telepon yang membuat mereka sulit berkomunikasi dengan keluarga di daerah lainnya.

"Tapi kami bersyukur karena mulai 10 Agustus 2018 sinyal Telkomsel di desa ini sudah beroperasi sehingga kami bisa berkomunikasi dengan saudara-saudara di tempat lain tanpa harus mencari sinyal lagi," kata Jimmy.

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi dari Kominfo bekerja sama dengan PT Telkomsel membangun Base Transceiver Station (BTS) atau pemancar penerima/pemancar sinyal HP di Kabupaten Rote Ndao.

Satu BTS di Desa Oebela, sudah diresmikan oleh Menteri BUMN pada Senin (13/8). "Saat ini sudah ada satu BTS yang sudah beroperasi di Desa Oebela, selanjutnya empat BTS lainnya akan menyusul pada 17 Agustus ini di gerbang selatan NKRI itu," kata Vice Presiden Network Deployment and Services Telkomsel, Agus Witjaksono.

Lima BTS di Kabupaten Rote Ndao itu karena wilayah yang berlokasi sekitar 40 mil dari Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu adalah kawasan pulau terdepan nusantara yang sulit mendapatkan jaringan komunikasi.

Agus menyebutkan sejumlah desa yang sudah bisa beroperasi BTS-nya dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ke-73 RI itu adalah Desa Oebela, Desa Helebeik, Desa Suebela, Desa Mukekuku dan Desa Lenupetu.

BTS yang dibangun juga, kata dia, adalah BTS 4G dengan maksud agar masyarakat di daerah terdepan nusantara yang berada di gerbang selatan NKRI itu juga bisa menikmati komunikasi secara modern.

"Masyarakat di lima desa termasuk Desa Oebela yang baru diresmikan BTS-nya oleh Menteri BUMN Rini M Soemarno itu juga bisa digunakan untuk telepon, panggilan video, menonton video serta bisa digunakan untuk menonton hiburan melalui youtube," katanya.

Menteri BUMN Rini M Soemarno menyampaikan apresiasinya kepada seluruh BUMN yang terlibat dalam pemberian bantuan tersebut.

"Terima kasih bagi semua BUMN yang sudah memberikan kepeduliannya. Saya yakin bantuan yang diberikan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan saya akan terus mendorong agar BUMN-BUMN terus meningkatkan kepeduliannya bagi masyarakat yang berada di wilayah terdepan Indonesia," kata Rini.