TPID luncurkan Kupang Green and Clean

id TPID

TPID luncurkan Kupang Green and Clean

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTT, Muhammad Syahrial berjabatan tangan dengan petani di Kota Kupang. (AntaraNews NTT Foto/Kornelis Kaha)

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kupang meluncurkan program Kupang Green and Clean untuk mendukung program revolusi hijau yang digagas Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat untuk menjamin ketahanan pangan.
Kupang (AntaraNews NTT) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kupang meluncurkan program Kupang Green and Clean untuk mendukung program revolusi hijau yang digagas Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat untuk menjamin ketahanan pangan.

Pelaksana Tugas Sekda Kota Kupang Thomas Ga di Kupang, Kamis (24/10) mengatakan program Kupang Hijau dan Bersih (Green and Clean) ini juga menjadi program andalan TPID Kota Kupang tahun 2018 ini.

"Program ini jika berhasil tentu dapat memberikan nilai tambah (value added) pada penilaian daerah untuk penghargaan TPID," katanya saat pencanangan Kupang Green and Clean di Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Bethel Maulafa Kupang.

Program Kupang Green and Clean bukanlah hal baru bagi masyarakat Kota Kupang, karena program tersebut sudah pernah dilaksanakan oleh Wali Kota Kupang pada saat itu Daniel Adoe bersama wakilnya Daniel Hurek.

Thomas Ga mengatakan dengan adanya program tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi TPID Kota Kupang yang tahun ini masuk dalam tiga besar kota inflasi terbaik di wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

"Seluruh pihak yang hadir juga terus berkomitmen untuk dapat menjaga momentum sinergi ini demi membangun NTT yang lebih baik ke depan," ujarnya.

Ketua Majelis GMIT Bethel Maulafa, Pendeta Lorry Foeh, mengatakan saat ini kelompok tani yang yang merupakan jemaat dari Gereja Bethel telah mampu menghasilkan beberapa hasil bumi, antara lain, sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman herbal dan bunga.

Baca juga: TPID NTT terbaik se-kawasan timur Indonesia

Bahkan hasilnya tidak hanya menjadi konsumsi keluarga, namun telah dipasarkan kepada sejumlah konsumen sebagai pelanggan.

"Hal positif lainnya adalah pengembangan hortikultura oleh kelompok tani ini juga menggunakan metode organik sehingga hasil bumi yang diproduksi sangat aman dikonsumsi," katanya.

Sementara itu Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTT, Muhammad Syahrial mengharapkan agar program pengembangan hortikultura itu dapat menjadi cikal bakal bagi masyarakat Kota Kupang yang sadar akan inflasi.

"Sehingga praktiknya dapat semakin luas dilakukan di seluruh wilayah Kota Kupang," katanya dan menambahkan jika hal tersebut dapat terwujud maka tentunya akan dapat memberikan dampak positif bagi pengendalian inflasi di Kota Kupang yang merupakan barometer utama inflasi di NTT.

Dalam kesempatan tersebut juga diluncurkan juga kelurahan sadar inflasi agar secara simultan memiliki kesadaran terhadap pengendalian inflasi. 

Baca juga: TPID: Rute penebangan baru tekan inflasi