Ranai (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meluncurkan program digitalisasi sekolah di Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu.

Peluncuran tersebut ditandai dengan pemberian sarana pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi sekolah dan perangkat tablet kepada siswa.

"Presiden Jokowi memberikan arahan agar segera merealisasikan penggunaan TIK untuk mempercepat pemerataan pendidikan di daerah perbatasan," ujar Mendikbud.

Baca juga: Mendikbud dorong mondernisasi konten belajar digital Rumah Belajar

Bantuan TIK yang diberikan yakni laptop, LCD, router, komputer, dan penyimpanan eksternal. Jumlah sekolah menerima bantuan sebanyak 38 sekolah yang terdiri dari 25 SD, sembilan SMP, tiga SMA, dan satu SMK.

Untuk perangkat tablet diberikan kepada 1.142 siswa, yang terdiri dari 508 siswa SD, 303 siswa SMP, 228 siswa SMA, dan 103 siswa SMK.

Tablet tersebut telah dipasang aplikasi rumah belajar yang menyediakan delapan fitur utama, yaitu sumber belajar, buku sekolah elektronik, bank soal, laboratorium maya, peta budaya, wahana jelajah angkasa, pengembangan keprofesian berkelanjutan, dan kelas maya.

Baca juga: Mendikbud harap digitalisasi sekolah bisa atasi kesenjangan pendidikan

"Sarana pembelajaran TIK ini ditujukan untuk mempermudah sekolah melaksanakan program digitalisasi sekolah," kata dia.

Untuk mempersiapkan program digitalisasi sekolah, pihaknya membutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun. Para guru diberikan pelatihan agar bisa memandu siswa dalam menggunakan tablet.

Selama ini, kata dia, siswa sudah menggunakan tablet atau gawai, akan tetapi banyak digunakan untuk hiburan bukan untuk pembelajaran. Oleh karena itu, guru berperan dalam memberikan literasi digital pada siswa.

"Guru juga perlu meningkatkan kemampuannya dengan menguasai bahan ajar yang ada di portal Kemendikbud dan Rumah Belajar," kata dia.

Digitalisasi sekolah merupakan terobosan baru di dunia pendidikan. Program itu memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dalam berbagai aspek sistem pengajaran.

Dengan program itu mempermudah proses belajar-mengajar karena siswa akan mudah mengakses semua bahan ajar ataupun bahan ujian dari dalam satu jaringan. 

Baca juga: Mendikbud: Banyak tantangan tanamkan nilai Pancasila pada era digital
Baca juga: SDM unggul dan kabut asap karhutla, mampukah?




 

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019