selama ini interaksi kebudayaan kurang mendapat tempat
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan Pekan Budaya Nasional (PKN) yang akan digelar pada 7-13 Oktober 2019 akan menjadi ruang berinterakasi bagi masyarakat.

"Acara ini akan menjadi arena interkasi budaya bagi masyarakat, karena selama ini interaksi kebudayaan kurang mendapat tempat," kata dia saat ditemui usia penandatanganan kerja sama PT MRT dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang ruang media MRT Jakarta sebagai ruang penyebarluasan informasi budaya di Jakarta, Senin.

Dengan ruang tersebut, kata dia, maka tidak akan ada lagi perbedaan di masyarakat, sehingga semuanya dapat lebih cair.

Dalam acara yang digelar tujuh hari tersebut, kata Hilmar, mempunyai visi "Indonesia Bahagia".

Hal itu, kata dia, sesuai dengan bait lagu Indonesia Raya pada stanza kedua, yaitu "Marilah Kita Mendoa, Indonesia Bahagia".

Baca juga: Pekan Budaya Nasional pertama akan digelar di Jakarta

Dalam acara tersebut akan ada lima kegiatan utama, yaitu kompetisi permainan rakyat, konferensi pemajuan kebudayaan, pameran kebudayaan, pergelaran karya budaya bangsa, dan penutupnya berupa pawai budaya.

Akan ada empat panggung pertunjukan dengan 300 mata acara, sedangkan hingga saat ini peserta yang mendaftar ikut acara tersebut sudah mencapai 30 ribu orang.

Hilmar mengatakan persiapan untuk menuju Pekan Budaya Nasional telah 90 persen.

Ia menyebut hingga saat ini tidak kesulitan dalam menyiapkan acara tersebut.

Agenda itu merupakan Pekan Budaya Nasional pertama yang digelar oleh pemerintah dengan rencananya akan digelar dua tahun sekali.

Baca juga: Ambil konsep PON, Pekan Budaya Nasional akan digelar di Istora Senayan
Baca juga: Tulung Agung awali rangkaian Pekan Budaya Nasional
Baca juga: Permainan tradisional akan dipertandingkan di Pekan Budaya Nasional

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019