Situbondo (ANTARA) - Dua santri dari Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah (P2S2) Sukorejo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, akan membagikan secara gratis buku karya terbarunya dalam peringatan Hari Santri Nasional, yang akan diluncurkan pada Selasa (22/10).

Siaran pers yang diterima ANTARA di Situbondo, Senin, menyebutkan buku itu ditulis oleh Rahmat Saputra yang dikenal sebagai trainer di bidang teknologi pendidikan & kewirausahaan di Indonesia dan Malaysia, serta Ummi Habibatul Islamiyah, dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh Barat.

Kedua penulis tersebut adalah alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, bahkan Ummi Habibah menempuh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pascasarjana di Pondok Pesantren yang didirikan oleh KHR Syamsul Arifin yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Rahmat merasa bersyukur keberadaan dan peran santri yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia diakui oleh pemerintah dengan diperingatinya sebagai Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada tanggal 22 Oktober setiap tahun.

"Pengakuan ini sekaligus merevisi beberapa catatan di buku-buku sejarah nasional yang jarang menyebut peran ulama dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia," kata penulis sejumlah buku tentang bisnis internet itu.

Ia mengaku bersyukur atas pengakuan tersebut yang diwujudkan dalam bentuk memberikan akses gratis untuk buku terbarunya yang berjudul "Selesai Kuliah dengan Mendeley, Panduan Hebat Menulis Karya Ilmiah". Buku yang dijual dengan harga Rp70.000 itu akan digratiskan selama tiga hari sampai dengan 25 Oktober 2019.

Baca juga: Santri dan misi perdamaian dunia

Baca juga: Ribuan santri di Bantul bersihkan Sungai Winongo

Baca juga: Artikel - Hari Santri bukan sekadar film atau UU Pesantren


Sementara Ummi Habibah mengatakan, buku itu membahas tentang bagaimana menulis karya ilmiah dengan baik, cepat dan mudah menggunakan software Mendeley.

"Dengan menggunakan Mendeley, kita bisa memiliki perpustakaan pribadi dalam bentuk virtual, mencari referensi jadi lebih mudah, dan terdapat plugins untuk membuat kutipan dan daftar pustaka otomatis. Buku ini sangat cocok dibaca oleh mahasiswa, dosen dan siapa saja yang ingin menulis karya ilmiah,” katanya.

Buku ini juga mendapatkan apresiasi dari Prof. Dr HA Yasid, Rektor Universitas Ibrahimy, sekaligus guru besar di UIN Sunan Ampel Surabaya yang menyambut baik terbitnya buku tersebut.

"Karya ini bisa berkontribusi dalam melakukan sistematisasi penulisan referensi sehingga bisa sinkron secara otomatis antara daftar pustaka dan hal yang dirujuk. Karena itu buku ini sangat bermanfaat bagi para peneliti, penulis artikel jurnal dan mahasiswa, mengingat penggunaan piranti lunak (software) seperti ini masih menjadi sesuatu yang asing bagi sebagian mahasiswa dan peneliti. Saya sangat mengapresiasi terbitnya buku ini,” kata Yasid.

Peluncuran buku tersebut akan dilakukan secara daring (online). Buku ini akan diluncurkan dalam format digital pada peringatan Hari Santri Nasional, tanggal 22 Oktober 2019, jam 22.00 WIB.

Buku ini sudah dapat dibaca oleh pengguna Google Play Books & Google Books di lima negara, Indonesia, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam dan Singapura. Untuk mengaksesnya cukup buka Google Play Books & Google Books dengan kata kunci "Selesai Kuliah Mendeley" atau melalui link www.rahmatsaputra.com/ok.

Menurutnya peluncuran buku itu penting dilakukan untuk mengubah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan Internet.

"Kami sengaja meluncurkan buku ini di Google Play Books & Google Books agar masyarakat terbiasa membaca buku digital. Agar tingkat literasi masyarakat di Indonesia meningkat. Beli paket data, jangan hanya untuk membuka Youtube, WhatsApp, Facebook & Instagram saja. Sekali-kali buka Google Play Books atau Gramedia Digital untuk membaca buku," katanya.

Google Play Books sendiri, kata Rahmat, adalah aplikasi toko buku digital terbesar di dunia, bersanding dengan Amazon Kindle. Dalam riset terbaru yang dilaporkan oleh We Are Social bekerja sama dengan Hootsuite, terlihat bahwa masyarakat Indonesia masih jarang membaca buku digital, baik di Google Play Books atau aplikasi toko buku digital lainnya.

Menurut dia, masyarakat Indonesia lebih sering membuka Youtube, WhatsApp, Facebook, Instagram, Line & Twitter.

Pendiri Komunitas Internet Cerdas Indonesia (ICI) itu juga menjelaskan bahwa waktu rata-rata yang dihabiskan orang Indonesia untuk mengakses internet adalah 8 jam 36 menit setiap harinya.

"Ini meresahkan jika tidak diimbangi dengan tingkat literasi yang baik. Apalagi saat ini sudah ada 150 juta pengguna internet aktif di Indonesia yang semuanya aktif menggunakan sosial media. Kami ingin menginspirasi masyarakat, terutama generasi muda agar cerdas menggunakan internet dan bersosial media, agar dapat membedakan informasi yang benar dan mana informasi yang tidak benar (hoaks). Seharusnya internet menjadikan produktivitas kita meningkat bukan sebaliknya," kata Rahmat.*

Baca juga: Pemkab Gowa gelar karnaval peringati Hari Santri Nasional 2019

Baca juga: Jelang Hari Santri Nasional, PBNU ingatkan kepercayaan diri santri

Baca juga: ASN Lebak wajib gunakan sarung sambut hari santri

Pewarta: Masuki M. Astro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019