Jakarta (ANTARA) - Karunia Alexander Muskita selaku perantara penerima suap untuk mantan Direktur Produksi dan Teknologi PT Krakatau Steel Wisnu Kuncoro divonis 2 tahun penjara ditambah denda Rp50 juta subsider 2 bulan kurungan karena terbukti memfasilitasi suap Rp101,76 juta dan 4 ribu dolar AS (sekira total Rp157,26 juta) dari dua pengusaha.

"Menyatakan, terdakwa Karunia Alexander Muskita terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan berlanjut sebagaimana dakwaan kedua. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara selama 2 tahun dan pidana denda sebesar Rp50 juta subsider 2 bulan kurungan," kata ketua majelis hakim Hastopo di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin.

Baca juga: Mantan Direktur Krakatau Steel divonis 1,5 tahun penjara

Baca juga: Perantara suap Direktur PT Krakatau Steel dituntut 3 tahun penjara

Baca juga: Pengusaha divonis 21 bulan penjara karena suap Direktur Krakatau Steel


Vonis tersebut lebih rendah dibanding tuntutan jaksa penuntut umum KPK yang meminta agar divonis 3 tahun penjara ditambah denda Rp100 juta subsider 3 bulan kurungan

Putusan yang diambil oleh majelis hakim Hastopo, Hariono dan M Idris M Amin itu berdasarkan dakwaan kedua dari pasal 11 UU No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah UU No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat 1 ke-1 jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.

"Hal yang memberatkan, perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan korupsi. Hal yang meringankan, terdakwa bersikap sopan, mengungkapkan hal sebenarnya dan belum pernah dihukum," tambah hakim Hastopo.

Dalam perkara ini, Direktur Produksi dan Teknologi PT Kraktau Steel (Persero) Tbk Wisnu Kuncoro terbukti menerima hadiah atau janji melalui Karunia Alexander Muskita sebesar Rp5,5 juta dan Rp50 juta dari Kurniawan Eddy Tjokro alias Yudi Tjokro selaku Direktur Utama PT Tjokro Bersaudara dan menerima Rp46,26 juta ditambah 4 ribu dolar AS dari Kenneth Sutardja selaku Dirut PT Grand Kartech Tbk.

Pemberian itu ditujukan agar Wisnu Kuncoro melalui Karunia Alexander Muskitta sebagai makelar pengadaan barang dan jasa agar memberikan persetujuan pengadaan pembuatan dan pemasangan 2 "spare bucket wheel stacker/reclaimer primary yard" dan "Harbors Stockyard" yang seluruhnya bernilai Rp13 miliar serta pengadaan 2 unit "boiler" berkapasitas 35 ton dengan anggaran sekitar Rp24 miliar dan atau jasa Operation and Maintainance (OM) terharap seluruh boiler yang ada di PT Kraktau Steel pada 2019.

Untuk pengadaan pembuatan dan pemasangan 2 (dua) unit Spare Bucket Wheel Stacker/Reclaimer Primary Yard dan Harbors Stockyard di PT Krakatau Steel, Kurniawan meminta uang Rp5,5 juta kepada Yudi Tjokro sebagai "uang operasional" dalam rangka pendekatan kepada pihak-pihak PT. Krakatau Steel termasuk WIsnu Kuncoro untuk makan bersama di hotel Gran Melia Jakarta.

Pada 18 Maret 2019, Karunia meminta Yudi Tjokro selaku pihak yang telah dintujuk PT Krakatau Steel sebagai calon pelaksana pekerjaan segera menyiapkan dana sebesar Rp50 juta yang akan diberikan kepada Wisnu Kuncoro dan disanggupi Yudi Tjokro.

Yudi Tjokro menyanggupinya dengan mengatakan 'Tapi gue mesti angpauin, this is Chinese way'. Lebih lanjut Yudi mengatakan 'gw keluar uang sih gampang, tinggal teken, gue kasih....kasih.

Setelah merealisasikan permintaan uang Karunia, pada 20 Maret 2019, Yudi Tjokro memerintahkan stafnya bernama Anie Pevani untuk menyerahkan cek senilai Rp50 juta kepada Karunia kemudian Karunia mengambil cek tersebut di kantor PT Jokro Bersaudara lalu mencairkannya.

Proyek selanjutnya yang ingin dikerjakan adalah pengadaan pekerjaan Operation and Maintenance (OM) untuk semua boiler.

Karunia lalu menerima uang dari Kenneth sebagai dana operasional untuk "mengentertain" pejabat di PT Krakatau Steel termasuk Wisnu.

Kenneth diminta Karunia untuk memberikan uang pengganti biaya makan siang pada 14 Maret 2019 sejumlah Rp1,26 juta dan uang Rp100 juta yang telah diberikan Karunia ke Wisnu.

Uang diberikan Kenneth pada 22 Maret 2019 kepada Karunia di Coffee Bean Pacific Place Jakarta seluruhnya sejumlah Rp101,54 juta dengan rincian dalam bentuk 4000 dolar AS atau setara Rp56,54 juta dan dalam bentuk ruipah sebesar Rp45 juta.

Karunia lalu memberikan uang ke Wisnu di Starbucks Bintaro Xchange Mall pada hari yang sama sejumlah Rp20 juta dan beberapa saat kemudian Karunia dan Wisnu diamankan petugas KPK.

Selain itu pada pada 2012-2016 PT Grand Kartech mendapatkan proyek di PT Krakatau Steel dan anak perusahaannya yaitu pengadaan CO2 Observer di PT KE senilai 6 juta dolar AS pada 2012, pekerjaan subkontrak pengadaan Boiler 23 ton per jam di PT Krakatau Steel senilai Rp7 miliar pada 2014-2015 dan pengadaan Boiler 35 ton per jam di PT KE senilai Rp20 miliar pada 2015-2016.

Setelah pengadaan Boiler 35 ton selesai, pada 18 Juni 2018, Karunia meminta uang sebesar Rp250 juta untuk diberikan ke Wisnu Kuncoro yang sudah menjabat sebagai Direktur Teknologi dan Produksi PT Krakatau Steel. Uang Rp250 juta itu diberikan ke Karunia pada 22 Juni 2018.

Wisnu lalu memberikan informasi kepada Karunia mengenai pengadaan pekerjaan, pengadaan Operation and Maintainance (OM) untuk semua boiler sejumlah 18-20 unit di PT Krakatau Steel, di samping itu Karunia juga mendapat informasi dari GM Blast Furnace Complex (BFC) PT Krakatau Steel Hernanto bahwa akan ada pengadaan 2 unit boiler kapasitas 35 ton senilai masing-masing Rp12 miliar. Informasi itu disampaikan ke Kenneth Sutardja.

Karunia lalu meminta penggantian biaya makan di hotel Gran Melia kepada Kenneth sejumlah sekitar Rp1,26 juta dan uang sejumlah Rp100 juta.

Uang diberikan Kenneth pada 22 Maret 2019 kepada Karunia di Coffee Bean Pacific Place Jakarta seluruhnya sejumlah Rp101,54 juta dengan rincian dalam bentuk 4000 dolar AS atau setara Rp56,54 juta dan dalam bentuk rupiah sebesar Rp45 juta.

Karunia pada hari yang sama rencananya akan menemui Wisnu di Starbucks Bintaro Xchange Mall untuk membicarakan pekerjaan yang akan diberikan kepada PT Tjokro Bersaudara dan PT Grand Kartech Tbk dan pada akhir pertemuan Wisnu menerima uang tunai dalam paper bag sebesar Rp20 juta dari Karunia.

Beberapa saat kemudian Wisnu, Karunia bersama dengan Keneth Sutardja diamankan petugas KPK dan beberapa hari kemudian Yudi Tjokro menyerahkan diri ke kantor KPK.

Atas vonis tersebut, Karunia dan JPU KPK menyatakan pikir-pikir.

Terkait perkara ini, Wisnu Kuncuro divonis 1,5 tahun penjara ditambah denda Rp50 juta subsider 2 bulan kurungan, Direktur Utama PT Grand Kartech Kenneth Sutardja divonis 21 bulan penjara sedangkan Direktur Utama PT Tjokro Bersaudara Kurniawan Eddy Tjokro alias Yudi Tjokro divonis 15 bulan penjara.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019