Setelah saya selidiki, penyebabnya adalah hampir 99 persen barang kita dikapalkan melalui Singapura dan Malaysia
Bandar Seri Begawan (ANTARA) - Kapal kargo pengangkut barang langsung (direct shipping line) Indonesia akan mengangkut atau mengirim barang langsung ke Brunei Darussalam mulai 14 Februari 2020. 

Kapal kargo langsung itu akan berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta langsung ke Brunei Darussalam lewat Natuna, Kepulauan Riau, sebagai upaya untuk meningkatkan transaksi perdagangan antara Indonesia dan Brunei.

Baca juga: Pelindo IV siapkan konsolidasi kargo dukung pelayaran langsung


"Kalau saya lihat produk Indonesia itu banyak, tapi kalau dilihat statistiknya, angkanya hanya 3 persen dari pangsa pasar yang ada. Kalah dari Malaysia, Singapura yang mencapai 12-13 persen," kata Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam Sujatmiko di kediamannya di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Rabu (15/1) malam.

"Setelah saya selidiki, penyebabnya adalah hampir 99 persen barang kita dikapalkan melalui Singapura dan Malaysia," kata Sujatmiko. 

Selain lebih mahal, barang Indonesia yang dikapalkan melalui Singapura atau Malaysia juga dinilai merugikan.

Baca juga: Pelindo IV segera datangkan crane untuk Pelabuhan Kendari dan Ternate


Oleh karena itu, adanya kapal yang langsung mengirim barang dari Tanah Air ke Brunei dinilai akan membuat transaksi perdagangan Indonesia meningkat.

"Saya berupaya mendorong perdagangan dengan cara direct shipping karena kenapa barang kita harus lewat Singapura? Singapura menikmati banyak dari kita padahal dia tidak ngapa-ngapain. Barang pun jadi lebih mahal. Maka di-cut dengan menggunakan kapal perintis lewat Natuna," katanya.

Dengan kargo langsung itu, pengiriman barang dari Jakarta ke Brunei akan memakan waktu hanya sembilan hari, jauh lebih singkat dibandingkan lewat Singapura yang memakan waktu hingga 23 hari.

"Dengan begini, volume barang yang kira-kira 220 kontainer per bulan masuk Brunei bisa lebih banyak karena lebih murah ongkosnya dan waktunya hanya sembilan hari," imbuhnya.

Baca juga: Sumut dorong percepatan Kuala Tanjung jadi pelabuhan hub internasional


Sujatmiko menjelaskan permintaan dibukanya pelayaran langsung ke Brunei telah disampaikan kepada Menteri Perhubungan dan jajaran beserta PT Pelni (Persero).

Untuk tahap awal, akan ada kapal bermuatan hingga 108 kontainer yang akan mulai beroperasi pertengahan Februari 2020.

Kendati demikian, ia mengaku tak bisa memastikan target peningkatan muatan atau barang yang bisa diangkut dengan adanya pengiriman kargo langsung itu.

"Sementara itu dulu, nanti lama-lama banyak. Yang penting kalau mau jualan kan harus image building dulu, pencitraan dulu, orang tahu dulu. Nanti akan diumumkan, pelayaran langsung dari Jakarta ke Bandar Seri Begawan pada 14 Februari dibuka," katanya.

Baca juga: Wamenparekraf incar warga asing di Brunei juga berwisata ke Indonesia

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020