Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Juliari Peter Batubara mengatakan jumlah keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) bertambah setelah bencana alam banjir dan tanah longsor melanda beberapa daerah dan mengakibatkan sebagian warga kehilangan rumah dan harta benda.

"Ya pasti (ada penambahan). Tiba-tiba orang kehilangan rumah ya jatuh miskin langsung," katanya di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Selasa.

Oleh karena itu, ia menjelaskan, selain memberikan bantuan tanggap darurat bencana pemerintah menyiapkan bantuan pangan non-tunai (BPNT) dan PKH untuk warga yang menjadi korban bencana alam.

Ia mengatakan, penambahan jumlah penerima manfaat PKH akibat bencana alam yang terjadi di beberapa daerah kemungkinan tidak terlalu banyak.

"Enggak satu juta, paling beberapa ratus, beberapa ribu," katanya.

Kementerian Sosial akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk mendata korban bencana alam yang layak mendapat BPNT dan bantuan dalam PKH.

"Nanti Dinsos yang kasih ke kita data-datanya. Nanti baru kita intervensi," kata Menteri Sosial.

Kementerian Sosial, menurut dia, saat ini belum menerima data terkini penambahan jumlah warga miskin akibat bencana alam yang terjadi di beberapa daerah.

"Sekarang belum dapat datanya dari Dinsos masing-masing, seperti Lebak, Dinsos Lebak, Kabupaten Bogor, Dinsos Kabupaten Bogor," katanya.

Pada awal Januari 2020 bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda beberapa daerah di Indonesia, termasuk sebagian wilayah Lebak dan Tangerang di Provinsi Banten, sebagian wilayah DKI Jakarta, dan wilayah Provinsi Jawa Barat seperti Bogor, Bandung Barat, dan Bekasi. 

Baca juga:
Satu juta penerima manfaat PKH ditargetkan lulus tahun 2020
Efektivitas penyaluran masih jadi tantangan Program Keluarga Harapan

Pewarta: Katriana
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020