Pak Mustafa beruntung, walaupun beliau ditinggalkan ayah (meninggal, red.), tetapi beliau memiliki ibu dan keluarga yang mampu memberikan kasih sayang luar biasa. Ini merupakan peletakan dasar bagi kepribadian dan karakter beliau
Aceh Besar (ANTARA) - Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh menggelar bedah buku biografi mantan Gubernur Aceh yang juga menteri pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mustafa Abubakar.

“Mustafa Abubakar adalah sosok berkaliber tinggi, pribadi yang memiliki pesona dan kemampuan hebat, sehingga kerap mendapat kepercayaan dari pemerintah pusat,” kata Rektor Unsyiah Darussalam Banda Aceh Profesor Samsul Rizal di gedung AAC Dayan Dawood Darussalam di Banda Aceh, Rabu.

Di sela-sela bedah buku tersebut, ia menjelaskan Mustafa Abubakar memiliki karakter kepemimpinan yang dipercaya untuk menghadapi kondisi sulit dan tidak normal, seperti pascakonflik dan tsunami Aceh.

“Kepemimpinannya juga mampu menyelesaikan setiap masalah dengan baik dan bijaksana. Hanya pribadi kuat, tangguh, dan lugas yang mampu melaksanakan tugas berat, seperti yang dialami beliau pada saat itu.” Katanya.

Ia juga berharap, bedah buku tersebut dapat memberikan kontribusi dan teladan untuk menumbuhkan semangat juang bagi pembaca, terutama mahasiswa.

Baca juga: Pertamina tanam 90.000 mangrove, Mantan Menteri BUMN beri apresiasi

Buku yang berjudul "Naluri Kepemimpinan Mustafa Abubakar" yang ditulis A. Bobby menceritakan perjalanan hidup Mustafa sejak kecil hingga berhasil merintis karir sebagai pejabat Gubernur Aceh, Kepala Bulog, dan Menteri BUMN.

Bedah buku tersebut menghadirkan narasumber berkompeten yaitu Mawardi Ismail dan dipandu Profesor Ahmad Humam Hamid.

Menurut Mawardi, kesuksesan yang diraih Mustafa buah dari pendidikan karakter kuat yang ditanamkan oleh keluarga, terutama ibu.

Karakter tersebut terlihat saat Mustafa menjalankan fungsi kepemimpinan dengan tenang dan mampu berpikir jernih saat keadaan genting.

Ia juga menerapkan sifat kepemimpinan yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Sifat itulah, katanya, yang menjadikan Mustafa mampu melewati masa sulit saat memimpin Aceh dan menjadi Menteri BUMN.

“Pak Mustafa beruntung, walaupun beliau ditinggalkan ayah (meninggal, red.), tetapi beliau memiliki ibu dan keluarga yang mampu memberikan kasih sayang luar biasa. Ini merupakan peletakan dasar bagi kepribadian dan karakter beliau,” kata Mawardi.

Baca juga: Alumni Lemhannas bakti sosial di pesisir Bekasi
Baca juga: Menteri Mustafa Penggemar Mangga dan Durian

 

Pewarta: M Ifdhal
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020