Denpasar (ANTARA) - Sastrawan Ida Bagus Sunu Pidada (87) dengan dedikasinya yang telah menyalin berbagai isi lontar kuno ke dalam karya-karyanya berbentuk buku, menerima anugerah "Bali Kerthi Nugraha Mahottama" dari Pemerintah Provinsi Bali yang diserahkan dalam acara Penutupan Bulan Bahasa Bali 2020.

"Saya ucapkan selamat dan kami harapkan nantinya agar dapat memotivasi generasi muda Bali untuk lebih cinta pada bahasa, aksara, dan sastra Bali," kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat menyampaikan sambutan pada Penutupan Bulan Bahasa Bali 2020 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, di Denpasar, Kamis.

Penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama diberikan Pemerintah Provinsi Bali kepada satu tokoh di daerah itu yang dinilai memiliki reputasi luar biasa di bidang pelindungan dan pengembangan bahasa, aksara dan sastra Bali.

Penerima Bali Kerthi Nugraha Mahottama berhak menerima hadiah uang tunai Rp100 juta dan lencana emas seberat 25 gram dari Pemerintah Provinsi Bali.

Ida Bagus Sunu Pidada, sastrawan kelahiran 31 Desember 1933 dari Griya Pidada Klungkung ini, sejak kecil sudah menekuni sastra kuno dengan "nyurat" atau menulis lontar dan menyalin isi lontar ke dalam buku. Dirinya belajar banyak mengenai sastra Bali dari Anak Agung Gede Oka (sastrawan dari Puri Karangasem).

Sastrawan yang sebelumnya juga telah meraih penghargaan Dharma Kusuma dari Pemerintah Provinsi Bali itu dan kabupaten setempat, juga kerap dipercaya menjadi juri dalam lomba tingkat nasional seperti di Surakarta, Yogyakarta, Malang dan Kendari.

Kecintaan Ida Bagus Sunu Pidada terhadap sastra Bali ditunjukkan pula dengan pengabdiannya membimbing anak-anak dan generasi muda Bali yang mempersiapkan diri untuk mengikuti Utsawa Dharma Gita.

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Bali menyerahkan penghargaan "Bali Kerthi Nugraha Mahottama" kepada salah satu anak Ida Bagus Sunu Pidada, karena sastrawan berusia 87 tahun itu dalam kondisi sakit.

"Penghargaan ini bagus untuk memberikan apresiasi kepada 'penglingsir' (sesepuh) yang sudah lama mengabdikan dirinya dalam bidang sastra Bali. Jadi, pemerintah perlu memberikan perhatian," ucapnya.

Baca juga: Gubernur-Wakil Gubernur Bali menyurat di lontar bersama 2.020 pelajar

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan "Kun" Adnyana menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada masyarakat Bali karena pelaksanaan Bulan Bahasa Bali 2020 telah berjalan lancar dan dilaksanakan tidak hanya di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, tetapi hingga tingkat terbawah di banjar (dusun) dan desa.

Baca juga: Penyuluh Bahasa Bali di Buleleng temukan Lontar "Sesana"

Dukungan terhadap pelaksanaan Bulan Bahasa Bali ini menjadi bukti betapa masyarakat Bali masih ingat pentingnya bahasa, aksara, dan sastra Bali.

"Semua rangkaian kegiatan, mulai dari lomba, pertunjukan, workshop, dan diskusi telah diikuti dengan antusias oleh seluruh peserta, bahkan dari kalangan anak-anak," ucap Kun Adnyana.

Baca juga: 1.000 siswa Bali ikuti Festival Nyurat Lontar Massal

Penutupan Bulan Bahasa Bali 2020 ditandai dengan pemukulan gong oleh Wakil Gubernur Bali dan diakhiri dengan pementasan garapan berjudul Bhagawan Domya yang dibawakan oleh Sanggar Paripurna.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020